Pria ini harus mengenakan mantel tebal, sarung tangan, sepatu, dan menutupi hampir seluruh wajahnya saat berjalan di tengah udara dingin dibawah nol derajat Celcius dan angin di New York (8/1). AP/The Buffalo News, Harry Scull Jr.
TEMPO.CO, Washington – Cuaca dingin yang melanda sebagian besar wilayah Amerika semakin mematikan. Pihak berwenang melaporkan setidaknya ada 21 kematian yang diakibatkan fenomena yang disebut pusaran kutub atau babi kutub tersebut.
Dilansir dari laman ABC News, babi kutub yang melanda Amerika sejak Minggu, 5 Januari 2014 itu telah menewaskan tujuh orang di Illinois dan enam orang di Indiana. Selain itu, lima orang tewas setelah pingsan saat menyekop salju. Beberapa korban lainnya adalah gelandangan yang menolak dibawa ke tempat yang lebih hangat.
Sementara itu, seorang bocah laki-laki berusia 1 tahun asal Missouri juga tewas dalam kecelakaan karena cuaca dingin ini. Di tempat terpisah, seorang wanita 20 tahun juga tewas dalam kecelakaan setelah mobilnya meluncur di atas es dan menabrak traktor.
Babi kutub di belahan bumi utara semestinya hanya berada di atas wilayah kutub pada musim dingin. Namun, udara dingin yang berasal dari Siberia itu terdorong ke selatan dan bergerak menuju pantai timur Amerika.