TEMPO.CO, Washington - Senator Amerika Serikat Rand Paul, dari Partai Republik, mengatakan, ia berencana memulai gugatan class action (gugatan warga) terhadap badan intelijen sinyal Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), karena melakukan program mata-mata domestik.
Paul, salah satu kelompok Tea Party yang mendukung kritik terhadap aksi "pengupingan" NSA dan pengumpulan data jutaan orang Amerika, mengatakan gugatan ini dimaksudkan untuk melindungi larangan dari Amandemen Keempat terhadap pencarian yang tidak beralasan.
"Pertanyaannya di sini adalah apakah bisa atau tidak, secara konstitusional, Anda memiliki surat perintah tunggal yang berlaku untuk jutaan orang," kata Paul di Fox News, Jumat, 3 Januari 2014. "Jadi kami pikir, cara apa yang lebih baik untuk menggambarkan hal ini daripada mendapati ratusan ribu orang Amerika mendaftar untuk melakukan gugatan class action."
Paul mengatakan, class action yang dilakukan memang tidak biasa karena setiap orang Amerika yang memiliki telepon seluler memenuhi syarat untuk bergabung. Dia juga mengatakan ratusan ribu pendukung telah mengatakan bersedia ikut serta untuk gugatan ini.
Senator konservatif asal Kentucky Bernie Sanders sepertinya menemukan sekutu dalam sikapnya yang menentang NSA. Sanders menjadi salah satu pengkritik keras NSA di Capitol Hill, kata MSNBC, Jumat, 3 Januari 2014.
Pada hari Rand Paul mengumumkan rencananya untuk mengajukan gugatan class action, Sanders mengirim surat ke direktur NSA guna mempertanyakan apakah lembaga itu pernah memata-matai anggota Kongres AS.
Kedua senator telah memperkenalkan undang-undang yang akan membatasi NSA mengumpulkan metadata telepon dan data elektronik lainnya terhadap jutaan orang tak bersalah di Amerika. Sebab, sebagian besar dari mereka tidak dicurigai melakukan kesalahan dan tak memiliki kaitan dengan teroris.
UPI.com | Abdul Manan
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya