TEMPO.CO, Washington - Selama bertahun-tahun pemerintah Amerika Serikat telah menegaskan bahwa sistem pertahanan rudal yang direncanakan di Eropa berfungsi untuk melindungi sekutunya dari ancaman serangan Iran. Alasan itu kini dipertanyakan oleh Rusia setelah Iran bersedia bernegosiasi soal program nuklirnya. Rusia, yang melihat 'Perisai Rudal Eropa' itu sebagai ancaman bagi negaranya, menyarankan agar program itu tak lagi dipertahankan.
Tapi, Gedung Putih pada hari Kamis 5 Desember 2013 mengatakan bahwa perisai rudal, atau dikenal sebagai European phased adaptive approach (EPAA), tidak akan diutak atik. "Rencana kami mengenai pertahanan rudal di Eropa dan komitmen kami untuk EPAA sebagai kontribusi AS untuk pertahanan rudal NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), tetap tidak berubah," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Laura Lucas Magnuson.
Ide untuk membongkar sistem pertahanan rudal NATO dilayangkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu 4 Desember 2013 setelah ada pertemuan antara Rusia dan petinggi NATO. "Jika program nuklir Iran ditempatkan di bawah kendali penuh dan ketat Badan Energi Atom Internasional (IAEA), alasan untuk penciptaan sistem pertahanan rudal menjadi tidak valid," kata Lavrov saat itu.
Menempatkan program nuklir Iran di bawah kendali ketat PBB masih memerlukan pembicaraan komprehensif antara Iran dan enam kekuatan dunia, yang terdiri dari AS, Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman, atau yang disebut P5 +1. Negosiator masih memiliki setengah tahun untuk menuntaskan rincian kesepakatan akhir, yang bisa bubar setiap saat. "Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, seperti kita bernegosiasi soal bentuk solusi yang komprehensif selama enam bulan ke depan," kata Lucas Magnuson .
Sikap Gedung Putih soal perisai rudal Eropa ini mendapatkan persetujuan senator Republik. "Kami benar-benar harus terus menempatkan sistem pertahanan rudal yang efektif dan terjangkau di Eropa," kata Senator James Inhofe. Memang tak semua Republikan lega dengan sikap ini. Senator lainnya khawatir soal perisai rudal Eropa itu akan menjadi salah satu alat tawar menawar Rusia dalam penyelesaian komprehensif tentang nuklir Iran.
"Bahkan jika kesepakatan itu bekerja dalam enam bulan ke depan, Iran akan mempertahankan kemampuan untuk memperkaya bahan nuklir untuk merakit senjata nuklir di masa depan, dan akan mampu merakitnya di lapangan dengan waktu jauh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan untuk AS dan NATO untuk menggelar sistem pertahanan rudal di Eropa," kata Inhofe.
Sistem pertahanan rudal yang efektif, kata Inhofe, juga merupakan pelindung penting dari negara-negara lain yang mungkin memilih untuk mengikuti jejak berbahaya seperti Iran dan Korea Utara.
Foreign Policy | Abdul Manan
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya