Inilah Lima Teori Konspirasi Pembunuhan JFK  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 14 November 2013 21:06 WIB

John F. Kennedy. hbo.com

TEMPO.CO, Dallas - Lima puluh tahun berlalu, pembunuhan presiden Amerika Serikat ke-35, John F. Kennedy, tak bosan diperbincangkan. Terutama pada November, bulan di mana dia roboh ke pangkuan istrinya, Jackie Kennedy, setelah peluru menembus tubuhnya.

Skeptisisme tentang siapa yang membunuh JFK masih ada di benak publik AS. Sebagian tak yakin pembunuhnya, Lee harvey Oswald, bertindak sendirian. Bahkan, ada yang menduga bukan dialah pelakunya.

Pada 1964, setahun setelah kematiannya, Gedung Putih membentuk komisi untuk menyelidikinya, yang lebih dikenal sebagai Komisi Warren. Kesimpulan komisi ini, Kennedy dibunuh oleh seorang pria bersenjata yang bertindak sendirian, Lee Harvey Oswald, dan bukan bagian dari konspirasi.

Pada 1978, Kongres juga membentuk komite untuk menyelidikinya. Mereka menemukan fakta bahwa selain Oswald, ada kemungkinan seorang pria bersenjata kedua ikut menembaki iring-iringan presiden. Komisi menyimpulkan bahwa orang-orang bersenjata itu adalah bagian dari "konspirasi", tanpa menyebutkan siapa dalang di balik konspirasi itu.

Jajak pendapat ABC News pada 2003 menemukan 70 persen warga AS percaya bahwa kematian Kennedy adalah "hasil plot, bukan tindakan pembunuh tunggal". Sebanyak 51 persen percaya Oswald tidak bertindak sendiri, dan 7 persen percaya Oswald tidak terlibat sama sekali dalam pembunuhan itu.

Sejak kematian Kennedy, telah lebih dari 2.000 buku ditulis tentang pembunuhan itu, banyak yang mendukung satu atau lebih teori konspirasi. Berikut ini lima teori konspirasi terkait dengan pembunuhan JFK yang dihimpun ABC News:



Konspirasi #1: Soviet pelakunya

Soviet kerap menjadi 'tersangka' utama di belakang pembunuhan Kennedy. Para pendukung teori ini memiliki dua bukti. Pertama, AS dan Uni Soviet terlibat dalam perang dingin saat itu. Teori konspirasi menyatakan bahwa perdana Menteri Soviet, Nikita Khrushchev, begitu malu karena harus mundur setelah Krisis Misil Kuba yang ia perintahkan untuk menyasar Kennedy.

Kedua, ada koneksi antara Lee Harvey Oswald dan Uni Soviet. Meskipun mantan anggota marinir, Oswald sudah dua kali mengunjungi Uni Soviet dengan istrinya, Marina, yang berdarah Rusia. Baik Komisi Warren maupun Komite Kongres menemukan sedikit bukti, tapi satu mantan agen KGB menyatakan beberapa tahun kemudian bahwa Uni Soviet memainkan peran dalam rencana ini.


Konspirasi #2: Mafia pelakunya

Teori inilah yang banyak diyakini publik AS. CIA memiliki kontak dengan kelompok ini untuk membahas membunuh presiden. Hanya, presiden yang disasar untuk dibunuh adalah Fidel Castro, presiden Kuba.

Mafia berinventasi dalam bisnis kasino dan investasi lainnya yang menguntungkan di Kuba sebelum revolusi komunis Castro, menurut satu versi teori. Invasi Kennedy yang gagal ke Teluk Babi mengakhiri setiap harapan kejahatan terorganisir Amerika itu untuk kembali ke Kuba.

Selain itu, mafia tak menyukai langkah saudara JFK, Jaksa Agung Robert Kennedy, yang menabuh genderang perang dengan tekadnya menggulung mafia. Dengan membunuh JFK, maka Robert Kennedy akan mati langkah.

Salah satu versi teori ini menyebut CIA, yang berencana membunuh Castro, meminta tim yang disiapkan untuk mengeksekusi Castro dialihkan untuk membunuh Kennedy.

Pendukung teori konspirsi ini menyodorkan bukti Jack Ruby, pemilik klub malam Dallas yang dikenal punya hubungan dengan mafia, membunuh Lee Harvey Oswald dua hari setelah penangkapannya.

Komisi Warren membersihkan mafia dari keterlibatan dalam plot ini. Komite Kongres menemukan bahwa mafia tidak terlibat dalam konspirasi, tapi tidak menutup kemungkinan ada individu dengan ikatan mafia menjadi bagian dari plot itu.

Konsirasi #3: Kuba pelakunya

Mengingat bahwa agen AS mencoba membunuh Presiden Kuba Fidel Castro berkali-kali, maka berdasarkan teori ini, Castro memutuskan untuk membayar seseorang untuk membunuh Kennedy.

Pendukung paling terkenal dari teori ini adalah Presiden Lyndon Johnson, orang yang menggantikan JFK setelah dia terbunuh. "Kennedy mencoba menghabisi castro, tapi Castro melakukannya lebih dulu," katanya kepada ABC News pada 1968.

Komisi Warren dan Komite Kongres mencoret kemungkinan Kuba terlibat setelah Castro diwawancarai oleh Bill Moyers pada 1977 dan menyebut teori ini sebagai 'kegilaan mutlak'.

Konspirasi #4: Lyndon Johnson pelakunya

Siapa yang paling diuntungkan dari pembunuhan Kennedy? Telunjuk juga terarah kepada Lyndon Johnson, pria yang menjadi penggantinya.

Inti dari teori ini adalah bahwa Johnson, termotivasi oleh ambisinya menjadi presiden, menerima tawaran bantuan dari anggota CIA dan taipan kaya yang percaya bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan lebih di bawah pemerintahan Johnson.

Menurut salah satu versi teori, Johnson dibantu dalam plot itu oleh orang lain yang di kemudian hari menjadi presiden AS, George H.W Bush, seorang pejabat CIA yang sedang naik daun yang kebetulan berada di Dallas pada hari pembunuhan itu.

Konspirasi #5 CIA pelakunya

Central Intelligence Agency pada masa itu ibarat 'hantu' bagi publik AS. Badan yang didirikan pada 1960 ini memiliki reputasi pembunuhan politik tingkat tinggi.

Satu teori menunjukkan bahwa Oswald adalah seorang agen CIA dan berkasnya dirusak setelah pembunuhan, untuk membuatnya tampak sebagai seorang komunis dan pelaku tunggal.

Dalam laporan pada 1978, Komite Kongres menemukan bahwa tidak ada indikasi Oswald "pernah punya kontak dengan CIA".

ABC NEWS | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya