Muslim Singapura Desak Larangan Jilbab Dicabut  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Jumat, 8 November 2013 07:38 WIB

Ilustrasi Jilbab. (AP Photo/Heri Juanda)

TEMPO.CO, Singapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong kemarin bertemu anggota parlemen Melayu-muslim dari Partai Aksi Rakyat yang berkuasa, terkait kemungkinan pencabutan larangan berjilbab bagi Muslimah di tempat kerja. Saat ini larangan berjilbab diberlakukan, terutama untuk pekerjaan yang menyangkut layanan publik, seperti perawat, militer, dan kepolisian.

The Straits Times melaporkan, beberapa kelompok baru-baru ini menyerukan perempuan muslim yang berprofesi di sektor publik yang memerlukan seragam untuk diizinkan tetap berjilbab. Namun Menteri Urusan Muslim, Yaacob Ibrahim, mengatakan Lee ingin menciptakan lingkungan yang kondusif bagi orang-orang dari semua agama untuk mempraktekkan agama mereka secara bebas. "Oleh karena itu, perlu untuk akomodasi dan kompromi oleh semua pihak," katanya.

Desakan untuk pencabutan larangan berjilbab terus mengemuka di negeri jiran ini. Hal ini menguat setelah berdebatan bulan lalu, ketika seorang dosen bertanya mengapa forum perawat di Singapura dilarang mengenakan jilbab. Yaacob saat itu menjawab bahwa mengenakan jilbab di tempat kerja akan menjadi "sangat bermasalah" untuk beberapa profesi, dan mendesak komunitas Melayu-muslim untuk tetap bersabar.

Masalah ini juga menyebabkan peluncuran Gerakan Hijab Singapura, awal pekan ini. Kini, halaman Facebook mereka telah mendulang sekitar 20 ribu likes.

Wanita muslim yang bekerja di profesi seperti perawat, kepolisian, dan dinas militer saat ini tidak diizinkan mengenakan jilbab atau simbol-simbol keagamaan lainnya. Muslim, sebagian besar Melayu, meliputi sekitar 15 persen populasi Singapura.

Dukungan pencabutan larangan jilbab datang dari berbagai kalangan, salah satunya adalah Partai Solidaritas Nasional (NSP). Mereka mengatakan mendukung pemakaian jilbab di semua lapangan pekerjaan dan lembaga pendidikan asal didukung seluruh rakyat.

Dalam sebuah pernyataan media pada Kamis, Sekretaris Jenderal Partai Jeannette Chong-Aruldoss juga meminta Pemerintah untuk melakukan survei demi mengukur bagaimana masyarakat lain menilai tentang wanita muslim mengenakan jilbab dalam pekerjaan pelayanan publik yang saat ini dilarang.

"Ini akan membantu pemerintah untuk memutuskan secara obyektif," katanya. Menurut dia, hal ini terutama terkait bukti empiris untuk mendukung keputusan apa pun terhadap masalah ini, karena memiliki dampak ekonomi bagi keluarga Melayu-muslim.

THE STRAITS TIMES | TRIP B

Berita terkait

Singapura Batasi Penggunaan Mobil Pribadi di Jalan Raya

24 Oktober 2017

Singapura Batasi Penggunaan Mobil Pribadi di Jalan Raya

Singapura terus membatasi jumlah mobil pribadi dan sepeda motor yang melintas di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Pengamanan Ketat Apartemen Pribadi Presiden Halimah Yacob Dimulai

15 September 2017

Pengamanan Ketat Apartemen Pribadi Presiden Halimah Yacob Dimulai

Tetangga Halimah Yacob mengaku senang memiliki tetangga seorang Presiden Singapura.

Baca Selengkapnya

Halimah Yacob Dapat Ucapan Selamat dari PM Singapura Lee

13 September 2017

Halimah Yacob Dapat Ucapan Selamat dari PM Singapura Lee

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, melalui akun Facebooknya mengucapkan selamat kepada Halimah Yacob, presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Singapura Deportasi Khatib Jumat Penyebar Kebencian  

5 April 2017

Singapura Deportasi Khatib Jumat Penyebar Kebencian  

Pemerintah Singapura mendeportasi seorang khatib salat Jumat asal India yang menyebarkan kebencian terhadap umat Kristen dan Yahudi saat khotbah.

Baca Selengkapnya

Khatib Jumat Suarakan Permusuhan Didenda dan Minta Maaf

3 April 2017

Khatib Jumat Suarakan Permusuhan Didenda dan Minta Maaf

Khatib Jumat di satu masjid di Singapura, Nalla Mohamed Abdul Jameel bayar denda Rp 38,1 juta dan minta maaf atas kotbahnya menyuarakan permusuhan.

Baca Selengkapnya

Singapura Salip Silicon Valley untuk Kembangkan Bakat Startup

21 Maret 2017

Singapura Salip Silicon Valley untuk Kembangkan Bakat Startup

Singapura menyalip Silicon Valley untuk iklim terbaik bagi pengembangan bakat startup. Ini hasil survei Startup Genome terbaru.

Baca Selengkapnya

Singapura Akan Bangun Pusat Latihan Militer Modern

3 Maret 2017

Singapura Akan Bangun Pusat Latihan Militer Modern

Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) akan segera membangun pusat latihan militer modern di dalam negeri guna menunjang kemampuan pertahanan negara itu.

Baca Selengkapnya

Ribuan Ayah di Singapura Ikut Cuti Rawat Anak dan Dibayar

3 Maret 2017

Ribuan Ayah di Singapura Ikut Cuti Rawat Anak dan Dibayar

Sudah 11.300 ayah di Singapura mengajukan diri mengikuti program cuti merawat anak dengan mendapat tunjangan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Bangladesh Ditangkap Saat Berenang Masuk Singapura  

2 Februari 2017

Dua Warga Bangladesh Ditangkap Saat Berenang Masuk Singapura  

Dua pria warga Bangladesh ditangkap setelah berenang memasuki wilayah Singapura.

Baca Selengkapnya

Wow, Bos Hadiahi Semua Karyawannya Liburan ke Maladewa

9 Desember 2016

Wow, Bos Hadiahi Semua Karyawannya Liburan ke Maladewa

Presiden perusahaan Martial Art Evolve menghadiahi semua karyawannya liburan mewah ke Maladewa sebagai ucapan terima kasihnya di akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya