TEMPO.CO, Washington – Militer Amerika mengklaim mereka berhasil membunuh seorang spesialis bahan peledak dari jaringan Al Shabaab di Somalia. Tewasnya Ibrahim Ali terjadi pada saat militer AS melakukan serangan rudal pada Senin kemarin.
Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat Departemen Pertahanan AS, seperti dilansir dari laman New York Times hari ini. Sebelumnya, Angkatan Laut AS dilaporkan gagal menangkap pemimpin senior dari militan Islam itu pada operasi yang dilakukan tiga minggu lalu.
Memang, semenjak serangan kelompok Al Shabaab di Mal Westgate Kenya terjadi pada September lalu, Obama memutuskan untuk meningkatkan operasi terhadap organisasi ekstrimis ini. Namun, saat dimintai keterangan mengenai hal ini, juru bicara Gedung Putih menolak. Ia justru meminta pertanyaan diajukan kepada Pentagon.
Ibrahim Ali telah menjadi target operasi sejak lama. Ia dikenal sebagai ahli perakit bom dan rompi bunuh diri. “Korban teridentifikasi sebagai target yang telah lama kami incar,” ujar seorang pejabat Departemen Pertahanan AS yang menolak ditulis namanya. Pasalnya, operasi ini merupakan operasi rahasia dari Joint Special Operations Command.
Seorang warga Somalia yang menjadi saksi mata dari operasi ini mengungkapkan, ia mendengar ledakan besar yang menghantam sebuah mobil yang membawa komandan Al Shabaab. Ia menuturkan, setidaknya dua orang tewas saat ledakan ini terjadi. Namun, pemerintah AS belum memberikan tanggapan resmi mengenai hal ini.