Alasan Film 'Hillary Clinton' Batal Diproduksi  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 30 September 2013 20:32 WIB

Meryl Streep dan Hillary Clinton berfoto bersama. Planet941.com

TEMPO.CO, Washington - Sutradara pemenang Oscar, Charles Ferguson, memutuskan untuk membatalkan film dokumenter yang didanai CNN tentang Hillary Clinton. Ia menyebut adanya 'kampanye sembunyi-sembunyi' untuk menolak film ini sebagai penyebabnya.

Ferguson mengatakan ia telah memutuskan untuk tak melanjutkan proyek film dokumenter itu setelah lebih dari seratus orang yang seharusnya menjadi nara sumber menolak untuk diwawancarai. Dia mengklaim bahwa pembantu mantan menteri luar negeri itu memberikan tekanan pada CNN di belakang layar untuk menghentikan proyek itu.

Desas-desus yang beredar, Clinton tak begitu suka dengan rencana itu. Ia menyatakan jika tetap akan diproduksi, maka "langkahi dulu mayat saya," ujar seorang sumber menirukan.

Selain itu, dari kubu Partai Republik juga mencemooh rencana itu sebagai 'kendaraan' Clinton menuju pemilihan presiden periode pasca-Obama. "Dari kedua partai politik, tak ada yang mendukung pembuatan film ini," kata Ferguson.

Sutradara film dokumenter Inside Job dan No End In Sight: The American Occupation of Iraq ini menyatakan juru bicara Clinton, Philippe Reines, telah "menginterogasi" eksekutif di CNN tentang film dokumenter itu. Rencana pembuatan film itu diumumkan Juli lalu.

"Ketika saya mendekati orang untuk wawancara, saya menemukan bahwa tak seorang pun bersedia buka mulut. Ini berarti tidak ada yang tertarik untuk membantu saya membuat film ini," katanya. Dari ratusan orang dalam daftarnya, kata dia, hanya dua orang yang menyatakan siap diwawancarai.

Kampanye menentang film ini dimulai segera setelah diumumkan oleh CNN. Komite Nasional Republik mengumumkan akan memboikot jaringan televisi itu dari konvensi partainya untuk memilih calon presiden tahun 2016. "Ini tak mengejutkan saya. Tapi yang membuat saya kaget, justru banyak petinggi Partai Demokrat yang juga menolak untuk diwawancarai," katanya.

GUARDIAN | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya