Amerika Kian Bertekad Serang Suriah

Reporter

Minggu, 1 September 2013 05:06 WIB

Sejumlah kendaraan PBB yang menbawa petugas ahli senjata kimia berjalan beriringan di kota Damascus, Suriah (28/80. Sejumlah pasukan anti pemerintah bersedia memberikan pengawalan bagi iringan kendaraan ini. (AP Photo/Shaam News Network via AP video)

TEMPO.CO, Washington-- Amerika Serikat makin bertekad menyerang Suriah untuk menghukum rezim Bashar al-Assad yang dinilai brutal dan keji karena melakukan serangan senjata kimia. Washington mengaku punya data intelijen terbaru bahwa pelaku serangan ke beberapa kota di pinggiran Damaskus, 21 Agustus lalu, adalah tentara pemerintah.

Laporan intel setebal empat halaman tersebut menyebutkan 1.429 orang tewas, termasuk 426 anak-anak, akibat serangan di Ghouta timur, dekat Damaskus. Laporan itu juga merinci dari mana roket bermuatan senjata kimia diluncurkan. Roket ditembakkan dari daerah yang dikuasai rezim Assad dan diarahkan ke kawasan yang dikuasai oposisi. “Kita tidak bisa biarkan preman dan pembunuh seperti Bashar al-Assad bisa menggunakan gas beracun untuk membunuh warganya,” kata Kerry, Jumat waktu setempat. Ia khawatir hal itu akan ditiru Iran, Hizbullah, dan Korea Utara.

Perlunya tindakan tegas terhadap Assad juga disampaikan Presiden Obama. “Kami tidak bisa menerima sebuah dunia di mana perempuan, anak-anak, dan warga sipil tak berdosa dibunuh dengan gas pada skala yang mengerikan,” kata Obama dalam kesempatan terpisah. Obama belum membuat keputusan final tentang tindakan Amerika terhadap Suriah. Kalaupun ada aksi militer, itu akan dilakukan terbatas. Pernyataan ini ditafsirkan bahwa Amerika akan menyerang menggunakan roket jelajah tanpa mengirim pasukan darat. Amerika sudah menempatkan lima kapal induk yang diperkuat rudal Tomahawk di bagian timur Laut Mediterania.

Tanggapan langsung datang dari sekutu Suriah, Rusia. Presiden Vladimir Putin menantang Amerika membeberkan data intelijen mereka di PBB. Putin menyebut omong kosong jika rezim Assad dikatakan menggunakan senjata kimia. “Saya yakin itu (serangan kimia) tidak lebih dari provokasi oleh mereka yang ingin menyeret negara-negara lain dalam konflik Suriah,” kata Putin di Vladivostok kemarin.

Inggris, sekutu dekat Amerika, tampaknya menjauh dari konflik ini. Parlemen negara itu, Kamis lalu, menolak ikut serta menyerang Suriah seperti yang digadang-gadang Perdana Menteri David Cameron. Sekutu Amerika yang mendukung adalah Prancis. Berbeda dengan Inggris, Amerika dan Prancis tak membutuhkan persetujuan senat atau parlemen untuk ikut menyerang. Meski demikian, jajak pendapat di kedua negara itu menunjukkan mayoritas masyarakatnya menolak pengiriman pasukan ke Suriah.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos, akhir pekan lalu, mendapatkan hasil 53 persen responden berpendapat bahwa Amerika harus keluar dari polemik terkait Suriah. Dari survei yang sama, hanya 20 persen warga Amerika yang menyatakan negaranya harus segera bertindak tegas dalam konflik Suriah.

Keengganan juga disampaikan warga Prancis. Jajak pendapat BVA yang dilansir Le Parisien-Aujourd'hui en France menunjukkan 64 persen responden menentang aksi militer, 58 persen tidak percaya Presiden Francois Hollande akan melakukannya, dan 35 persen khawatir aksi militer akan memicu perang besar di Timur Tengah.

REUTERS | BBC | RAJU FEBRIAN

Terhangat:
EDSUS Polwan Jelita | Rupiah Loyo | Konvensi Demokrat | Suap SKK Migas

Berita populer:

Anggota FBR Ditembak Pria Tidak Dikenal

Sekjen ESDM Dicegah, KPK Serius Usut Jero Wacik

Jokowi: Lurah Susan Tak akan Dipindahkan

Agnes Monica: Indonesia Enggak Primitif

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya