Tentara Mesir berjaga sambil memegang senjata di depan Penjara Torah di Cairo, Mesir (22/8). AP/Amr Nabil
TEMPO.CO, London - Inggris menunda 49 izin ekspor (perlengkapan militer) ke Mesir guna mencegah perangkat militernya digunakan membunuh rakyat sipil di negara Arab itu.
London menyatakan siap mengambil tindakan membatasi ekspor ke Mesir. Bulan lalu, Inggris membatalkan izin pengiriman terhadap berbagai perlengkapan perang, di antaranya kendaraan infantri lapis baja, peralatan komunikasi untuk tank, dan onderdil senjata mesin.
Pernyataan penundaan yang disampaikan pada Rabu, 28 Agustus 2013, juga menyangkut izin suplai perlengkapan perang untuk keperluan Angkatan Darat, Angkatan Udara, pasukan keamanan dalam negeri, suku cadang helikopter dan jet tempur, serta peranti lunak peralatan komunikasi.
"Berdasarkan perkembangan situasi di Mesir, kami sepakat dengan rekan-rekan (anggota) Uni Eropa, dalam hal ini, menangguhkan seluruh izin ekspor perlengkapan (perang) yang digunakan melakukan represi," jelas Menteri Keuangan Vince Cable dalam sebuah pernyataan.
Cable menambahkan, "Ini merupakan sinyal yang sangat jelas bahwa kami mengutuk segala kekerasan di Mesir."
Lebih dari 1.000 orang, termasuk sekitar 100 polisi dan tentara, tewas sejak militer menggulingkan Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli 2013. Hampir seluruh korban yang tewas itu jatuh pada saat pasukan keamanan menggeruduk tenda unjuk rasa dua kelompok pendukung Mursi pada Rabu, 14 Agustus 2013.
"Penundaan itu akan ditinjau kembali sembari menunggu kondisi di Mesir hingga ada alasan yang tepat membatalkan penundaan itu," papar Cable.