TEMPO.CO, Jakarta - Situasi di Mesir masih pada taraf siaga tiga dan belum memerlukan evakuasi warga negara Indonesia yang tinggal di sana. Situasi seperti ini berbeda ketika tergulingnya Presiden Husni Mubarak pada 2011, di mana saat itu Kedutaan Besar RI di Kairo mengevakuasi beberapa warga negara Indonesia dari wilayah yang dianggap tidak aman ke tempat yang lebih aman.
"Sekarang masih pada kategori siaga tiga dalam arti masih bisa terkelola, hanya perlu memindahkan beberapa WNI yang betul-betul dalam keadaan tidak aman ke tempat aman. Itu juga jumlahnya tidak begitu banyak. Karena sebagian besar WNI berada di tempat yang aman," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Inonedia Kementerian Luar Negeri, Tatang Budhie Razak, di Jakarta Convention Center, Minggu, 18 Agustus 2013.
Keamanan di Mesir, menurut Tatang, masih terkendali baik menyangkut logistik maupun komunikasi. Indonesia tidak perlu menarik Duta Besar dari Kairo. Keberadaan Duta Besar masih diperlukan untuk memastikan perlindungan WNI di sana. "Belum ada keperluan untuk mengubah status atau menarik duta besar kita. Bahkan kita mengkonsentrasikan, memastikan dari detik ke detik perkembangan. Sejauh ini dari laporan duta besar situasi masih terkendali," tambahnya.
Jumlah WNI yang dievakuasi dari wilayah yang tidak aman masih puluhan. Terutama di wilayah Alexandria, terdapat beberapa mahasiswi. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan beberapa skenario jika terjadi eskalasi perkembangan situasi dan politik di Mesir.
Skenario tersebut mulai dari bagaimana mengantisipasi, memindahkan WNI dari tempat tidak aman ke tempat yang lebih aman, sampai kemmungkinan harus mengevakuasi. Skenario tersebut tidak saja berlaku di Mesir, tetapi daerah-daerah dan negara-negara rawan konflik lainnya.
"Perlu dicatat, situasi sekarang berbeda dengan tahun 2011. Waktu itu terjadi revolusi, dan tidak ada aparat keamanan di lapangan, logistik pun sulit. Kalau sekarang logistik masih terkendali, lalu kebetulan WNI berada di tempat-tempat yang aman sehingga hanya beberapa saja yang perlu di evakuasi dari satu tempat ke tempat lain," tambah Tatang.
KBRI tidak saja membuka posko dan komunikasi khusus dengan WNI, tapi juga hotline.
"Sejauh ini tidak ada WNI yang jadi korban konflik politik di Mesir. Ini juga karena kepatuhan dari WNI yang mayoritas mahasiswa. Sejak awal konflik kita mengimbau mereka untuk tidak ikut dalam kegiatan politik apapun tetapi juga mengimbau untuk menghindari konsentrasi massa," katanya.
Selain itu pemerintah RI juga memberikan peringatan kepada WNI yang akan ke Mesir. Karena situasinya yang tidak kondusif untuk menunda kunjungannya. Kondisi di Mesir memang sulit diprediksi. Gejolak politik masih muncul terus menerus. "Kami menghimbau dengan situasi seperti ini, sebaiknya ditunda kunjungan ke Mesir," katanya.
NATALIA SANTI
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya