Pria Ini Nyaris Dibunuh Taliban karena Kumisnya

Reporter

Jumat, 9 Agustus 2013 18:10 WIB

Kumpulan foto para peserta Kontes Kumis dan Janggut se-Eropa 2012 di Wittersdorf Perancis Timur. REUTERS/Vincent Kessler

TEMPO.CO, Peshawar, Pakistan - Malik Amir Mohammad Khan Afridi bukanlah antek Amerika atau pemerintah Pakistan. Afridi hanyalah seorang warga Pakistan biasa yang berprofesi sebagai pengusaha. Namun pria ini harus mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari sekutu Taliban. Ia diculik bahkan nyaris dibunuh hanya karena kumisnya.

Selama berabad-abad, kumis lebat telah menjadi tanda kejantanan dan otoritas di sub-benua India. Akan tetapi di Pakistan, militan Islam mencoba untuk menegakkan doktrin agama bahwa kumis pria harus dipangkas atau dicukur. Afridi sendiri merupakan pria yang sangat senang memanjangkan kumisnya hingga 76 cm. Kumis itu dirawat layaknya rambut panjang, disisir, diminyaki, dan dipilin hingga membentuk lengkungan yang memanjang ke atas hingga mencapai dahinya, menantang gravitasi. Akibatnya, Afridi pernah menjadi tawanan kelompok garis keras Lashkar-e-Islam, yang menjadi sekutu Taliban di distrik suku Khyber, perbatasan Afghanistan.


Kelompok itu menuntut uang perlindungan sebesar $500 atau sekitar Rp 5 juta per bulan. Ketika dia menolak, empat pria bersenjata muncul di rumahnya pada tahun 2009. Amir ditawan selama satu bulan di sebuah gua dan akan dilepas dengan syarat mencukur kumisnya. "Saya takut mereka akan membunuh saya, lalu saya memutuskan untuk mengorbankan kumis," katanya.


Setelah itu, Afridi melarikan diri ke tempat yang cukup aman di Peshawar. Namun kejadian tahun 2009 itu tidak membuatnya kapok. Ia malah menumbuhkan kembali kumisnya itu. Pria berusia 48 tahun ini lebih memilih untuk jauh dari keluarganya dibandingkan harus mencukur kumisnya. Akibatnya pada 2012 teror muncul lagi, telepon dari orang-orang yang mengancam akan menggorok lehernya. Afridi pun terpaksa kabur lagi ke kota Punjabi di Faisalabad dan ke Peshawar hanya sekali atau dua kali dalam sebulan untuk mengunjungi keluarganya.

"Saya masih takut," katanya. "Saya di Peshawar untuk menghabiskan Ramadhan dengan keluarga saya tetapi berdiam di rumah saja," katanya. Meskipun keluarganya kerap meminta mencukur kumis agar bisa kembali berkumpul lagi, Amir tetap menolaknya. "Saya bisa meninggalkan keluarga, meninggalkan Pakistan, tapi saya tidak akan pernah bisa memotong kumis ini," ungkapnya, seperti dilansir situs Interaksyon, Kamis, 8 Agustus 2013.


Kini harapan Afridi adalah bisa mendapatkan suaka politik atau mewakilik Pakistan pada kompetisi internasional, kalau saja dia bisa mendapatkan visa.


ITERAKSYON|HOSPITA


Advertising
Advertising

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya