Warga Amerika Serikat Diminta Tinggalkan Yaman  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 6 Agustus 2013 16:31 WIB

Sejumlah pendemo memanjat pagar kedutaan besar Amerika Serikat di Sanaa, Yaman, Kamis (13/9). REUTERS/Mohamed al-Sayaghi

TEMPO.CO, SANAA – Amerika Serikat meminta warga negaranya untuk meninggalkan Yaman secepatnya karena ancaman teroris. Departemen Luar Negeri juga menarik seluruh staf non-esensial Kedutaan Besar Amerika Serikat di negeri itu.


“Departemen mendesak warga negara Amerika Serikat untuk tidak bepergian ke Yaman dan warga negara AS yang saat ini tinggal di Yaman untuk meninggalkan negeri itu secepatnya,” kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS dalam situsnya.


“Pada 6 Agustus 2013, Departemen Luar Negeri memerintahkan pemulangan personal pemerintah AS dari Yaman terkait potensi serangan teroris yang berkelanjutan.”


Langkah terbaru tersebut menyusul peningkatan peringatan keamanan di Washington. Peringatan itu memicu penutupan beberapa kedutaan besar negara-negara Barat di Yaman dan Amerika Serikat di Timur Tengah dan Afrika.


Peringatan itu tampaknya juga terkait dengan kabar bahwa empat tersangka anggota Al Qaeda tewas dalam serangan, yang menurut pemimpin setempat berasal dari pesawat tak berawak AS di Yaman, Selasa pagi.


Advertising
Advertising

Kantor berita BBC melaporkan pengamanan di Ibukota Yaman diperketat. Ratusan kendaraan lapis baja dikerahkan untuk mengamankan Istana Kepresidenan, gedung infrastruktur yang penting, serta kedutaan negara Barat.


Menurut sumber, badan intelijen Yaman menemukan puluhan anggota Al Qaeda telah tiba di Sanaa dalam beberapa hari terakhir, dari beberapa wilayah, yang tampak sebagai persiapan sebuah rencana besar. Sumber itu menggambarkan sebuah plot yang berbahaya, yang melibatkan sejumlah ledakan dan serangan bunuh diri yang membidik para duta besar negara-negara Barat dan kedutaan besar asing, selain markas militer Yaman.


Baik Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan ancaman dari Al-Qaeda di Semenanjung Arab, tapi tidak menjelaskan detailnya.


REUTERS |BBC | NATALIA SANTI

Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya