Seorang pendukung pro-Mohamed Mursi membawa poster saat terjadi bentrokan dengan polisi huru-hara di jembatan 6 oktober di wilayah lapangan Ramsis, Kairo, Mesir, (15/7). REUTERS / Mohamed Abd El Ghany
TEMPO.CO, Kairo - Pemerintahan baru Mesir, Rabu, 31 Juli 2013, mengatakan aksi para pendukung presiden terguling Muhammad Mursi mengancam keamanan nasional dan harus diakhiri. Pertumpahan darah dengan Al-Ikwanul Al-Muslimin kemungkinan terjadi.
Ribuan penyokong Mursi dari kelompok Al-Ikhwan berkemah di dua tempat di Kairo selama sebulan. Mereka memprotes Angkatan Bersenjata yang menggulingkan pemimpin hasil pemilihan presiden untuk pertama kalinya secara bebas pada 3 Juli 2013.
Hampir 300 orang telah terbunuh dalam aksi kekerasan yang berlangsung beberapa pekan sejak militer mendongkel Mursi. Dari jumlah itu, sedikitnya 80 orang tewas ketika pasukan keamanan menembaki para pendukung Mursi di sebuah masjid di sebelah utara Kairo.
Dalam sebuah pernyataan melalui siaran televisi, kabinet sementara yang dibentuk oleh militer mengatakan, aksi teroris dan gangguan lalu lintas tidak bisa diterima karena telah menjadi ancaman keamanan nasional Mesir.
"Kabinet memutuskan akan melibas aksi berbahaya. Kementerian Dalam Negeri akan melakukan segala upaya untuk mengatasi masalah ini, sesuai konstitusi dan hukum yang berlaku."
Pernyataan keras pemerintah disertai ancaman tindakan keras seperti dianggap angin lalu oleh Al-Ikhwan. Mereka bersumpah akan tetap berada di jalanan hingga Mursi, presiden junjungannya, dikembalikan ke posisi semula.
"Kami tidak mengakui pemerintahan ini dan kami tidak mengakui otoritas atau hukum-hukum yang mereka gunakan," kata juru bicara Al-Ikhwan, Gehad El-Haddad.
"Mereka mencoba melakukan itu dua kali dan mereka gagal. Mereka membunuh 200 pengunjuk rasa. Akankah mereka ingin melakukannya lagi?" kata dia menanggapi ancaman tindakan keras aparat oleh pihak militer.
Pada Jumat, 26 Juli 2013 pekan lalu, militer meminta rakyat Mesir untuk turun ke jalan, memberikan mereka mandat untuk mengatasi terorisme. Pasukan keamanan tidak melakukan tindakan apapun terhadap pengunjuk rasa anti-gerakan Islam.