Nasib Mereka Seperti Snowden, Terjebak di Bandara

Reporter

Jumat, 26 Juli 2013 05:38 WIB

Sejumlah wartawan meminta keterangan kepada beberapa orang yang ikut dalam pertemuan bersama Edward Snowden di Bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia (12/7). Menganggapi permintaan suaka Snowden ini, Obama minta Presiden Putin mengekstradisi Snowden. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

TEMPO.CO, Moskow--Edward Snowden, buron pembocor informasi intelijen Amerika Serikat, terjebak di bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia selama lebih dari satu bulan karena tak mendapat suaka politik. Namun dia bukan satu-satunya yang mengalami kisah unik itu. Pernah ada beberapa cerita serupa di berbagai belahan dunia.

Ada Mehran Karimi Nasseri, pria Iran pencari suaka politik yang menghuni bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis selama 18 tahun. Nasseri menyebut dirinya sebagai Sir Alfred tidak bisa memperoleh dokumen untuk meninggalkan atau memasuki Prancis. Dia tinggal di sebuah bangku panjang, dikelilingi barang-barang bawaannya di lantai dasar mall belanja Terminal 1 sejak Agustus 1988 hingga Juli 2006.

Nasseri diusir dari negaranya karena melawan Shah, pemimpin Iran saat itu. Dia kemudian berusaha mencari suaka politik ke berbagai negara hingga akhirnya diterima Belgia pada awal 1980an. Sayang, dalam perjalanan mencari keluarganya di Inggris, dokumennya dicuri, hingga dia ditahan di Paris. Statusnya pengungsi legal, tapi tidak bisa kembali ke Belgia atau Prancis tanpa visa. Tahun 2006, ia dirawat di rumah sakit untuk alasan yang tidak diketahui sampai dirawat oleh Palang Merah Prancis. Pada 2008, dia dilaporkan tinggal di tempat penampungan orang Paris terlantar.

Kisah Nasseri diadaptasi sutradara Steven Spielberg menjadi film The Terminal. Spielberg membayar Nasseri US$ 300 ribu atas inspirasi untuk film ini.

Selain Nasseri, ada Feng Zhenghu, pria aktivis hak asasi manusia asal Cina. Dia menghabiskan 92 hari di Bandara Internasional Tokyo, Jepang pada 2009. Zhenghu telah delapan kali mencoba pulang ke negaranya, namun gagal. Empat kali di antara upaya itu, dia berhasil mencapai Bandara Shanghai, tetapi dihentikan dan dikembalikan ke Tokyo. Zhenghu menduga dia ditolak pemerintah Cina karena rekam jejaknya sebagai aktivis.

Zhenghu kemudian berjalan keliling terminal dan menjelaskan bahwa dirinya warga negara Cina. Dia mulai membuat tweet dan menulis blog tentang kehidupan di bandara. Akhirnya, dia diizinkan kembali Cina, tetapi dua tahun kemudian Zhenghu dipenjara di Shanghai.

Kisah serupa dialami Parameswaran, pria Sri Lanka yang terjebak di Gerbang 22 Bandara Internasional Simon Bolival, Venezuela di musim semi 2012. Selama empat bulan dia tidur di lantai dan mandi di toilet umum. Parameswaran ditemukan oleh kelompok music reggae asal Argentina. Grup itu memposting video tentang dirinya di YouTube. Hanya ada sedikit informasi mengenai pria yang berbicara sedikit bahasa Spanyol dan tak bisa bahasa Inggris.

Pria nahas itu terdeportasi ke Venezuela dari Meksiko tapi tidak bisa pulang karena konflik bersenjata. Parameswaran mendapat sumbangan tempat tidur dan makanan dari petugas bandara dan LSM HAM. Pada Mei, ia tak lagi diketahui keberadaannya.

Gary Peter Austin juga punya cerita serupa. Desember lalu, joki balap kuda asal Inggris ini datang ke Bandara Internasional Ninoy Aquino hanya untuk menemukan tiket pulang yang dibatalkan agen perjalanannya. Tanpa uang untuk membeli tiket baru, Austin menghabiskan 25 hari tidur di kursi bandara dan memakan makanan dari penumpang maupun petugas maskapai. Setelah ceritanya tersiar ke publik, seorang dermawan membelikan Austin tiket hingga dia bisa pulang.

Lalu ada Beebi Lumada, perempuan India yang meninggal setelah kehilangan paspornya dan menghabiskan lima hari di lobi transit Bandara Internasional Muscat, Oman. Beebi sedang dalam perjalanan ke Chennai, India ketika dia kehilangan paspornya di Bandara Internasional Doha, Qatar. Tanpa dokumen perjalanan, dia dikirim kembali ke Muscat, tempatnya bekerja sebagai pelayan. Ketika dia tiba tanpa pas keluar, petugas imigrasi menahannya.

Perempuan 40 tahun itu kemudian menjadi delusional. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Dugaan dokter, Beebi terkena serangan jantung dan trauma mental parah. Ia juga dilporkan punya riwayat stroke. Pihak maskapai Oman dan Kedutaan Besar India saling menyalahkan dalam peristiwa ini.

Satu lagi, Sanjay Shah, warga Kenya yang keluyuran di Bandara Nairobi selama 400 hari. Dia memakan makanan dari pegawai kafe dan memanfaatkan toilet bandara. Belakangan dia mendapat paspor ke Inggris. Namun, dia ditolak masuk ke Heathrow dan dikirim kembali ke Kenya. Takut ditahan jika kembali ke negara asalnya, Shah tinggal di bandara Nairobi, berpindah-pindah antara lobi keberangkatan dan konter imigrasi. Pada Juli 2005, dia akhirnya benar-benar mendapat kewarganegaraan Inggris.

THE DAILY BEAST | TIME | ATMI PERTIWI

Terhangat:

Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK


Berita terkait:

Rusia: Snowden Boleh Pergi Kapanpun

Edward Snowden Diusulkan Raih Nobel Perdamaian

Telepon Putin, Obama Desak Snowden Diekstradisi

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya