TEMPO.CO, PANAMA CITY—Kepolisian Panama mengangkap bekas kepala badan intelijen Amerika Serikat, CIA, yang berbasis di Milan, Kamis waktu setempat. Menurut jaksa penuntut Italia, Robert Seldon Lady telah dinyatakan bersalah dan divonis sembilan tahun penjara oleh pengadilan Milan pada 2009 karena menculik seorang ulama.
Ulama bernama Hassan Mustafa Osama Nasr, diculik dan dikirim paksa ke Mesir. Di negara asalnya itu, pria yang dikenal dengan sebutan Abu Omar itu mengalami siksaan agar mengaku sebagai salah satu tokoh teroris.
Kasus ini sejatinya terjadi pada 2003. Saat itu, 22 agen CIA termasuk Lady dan seorang pilot angkatan udara menculik Abu Omar dan memindahkannya ke Jerman. Dari Jerman, Abu Omar kemudian diterbangkan ke Mesir. Associated Press melaporkan selain Lady, nama-nama agen CIA diduga hanyalah nama alias atau nama palsu.
Lady disidangkan dan dihukum bersama 22 agen CIA secara in absentia atas dakwaan pemindahan paksa seseorang dari satu negara ke negara lain, dimana negara tujuan tersebut mempraktekan penyiksaan. Putusan ini juga telah diperkuat oleh Mahkamah Agung Italia.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari CIA. Adapun Menteri Pertahanan Panama, Jose Raul Mulino, mengatakan kepada Associated Press bahwa dirinya tidak mengetahui penangkapan itu.
Media Italia melaporkan Lady ditangkap di dekat perbatasan Panama dengan Costa Rica. Menteri Hukum Italia mengajukan Red notice terhadap Lady kepada Interpol pada Desember 2012 lalu.
Meski Panama dan Italia tidak perjanjian ekstradisi, tetapi permohonan red notice menurut jaksa kasus Lady, merupakan bentuk kesungguhan Italia agar terpidana segera dihukum. Kasus ini merupakan putusan pertama terkait pemindahan paksa yang ditentang penggiat hak asasi internasional karena melanggra perjanjian internasional.
L BBC | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya