Rekaman Kokpit: Pilot Asiana Minta Batal Mendarat

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 8 Juli 2013 07:54 WIB

Gambar yang diambil dari video KTVU memperlihatkan lokasi terjatuhnya pesawat Asiana Airlines ketika mendarat di Bandar Udara Internasional San Francisco, Sabtu (6/7). AP/KTVU

TEMPO.CO, San Fransisco - Perekam suara kokpit Asiana Airlines dengan nomor penerbangan 214 beredar. Dalam rekaman itu, pilot berusaha membatalkan pendaratan hanya 1,5 detik sebelum jatuh di Bandara Internasional San Francisco.

Menurut Biro Keselamatan Transportasi Nasional AS (National Transportation Safety Board/NTSB), pilot tampaknya telah meningkatkan kecepatan 7 detik sebelum kecelakaan. "Mereka meminta untuk go around 1,5 detik sebelum insiden," kata Deborah Hersman, dari NTSB.

Penilaian awal NTSB tentang kokpit pesawat dan perekam data penerbangan menunjukkan pesawat itu terlalu lambat. Tapi ketika ditanya apakah pilot yang harus disalahkan, Hersman mengatakan masih diselidiki. "Saya tak akan menyarankan siapa pun menarik kesimpulan pada saat ini," katanya, menambahkan bahwa peneliti masih dilakukan.

Tapi apa yang terjadi di dalam kokpit Boeing 777 mungkin menjadi faktor kunci dalam kecelakaan Sabtu yang menewaskan dua orang, melukai 182 orang lainnya dan memaksa penutupan sementara salah satu bandara terbesar di negara itu.

Dalam hitungan detik, penerbangan Asiana keluar dari arahan rutin pendaratan sebelum insiden terjadi. Video amatir yang muncul di CNN hari Minggu menunjukkan pesawat mendekati landasan pacu -- sementara dari arah berlawanan sebuah pesawat lain tengah berjalan -- sebelum berputar dan terbakar. Fred Hayes mengatakan dia mengambil gambar itu sekitar satu mil dari tempat kecelakaan.

Hersman menyatakan akan mencocokkan rekaman dalam kokpit dengan kejadian. Sebagai contoh, katanya, peningkatan daya dalam mesin tampaknya berkorelasi dengan permintaan awak kokpit untuk "go-around," istilah untuk membatalkan pendaratan dan mencoba lagi.

Penerbangan Asiana 214, dengan 291 penumpang dan 16 awak, berada di akhir penerbangan langsung 10 jam dari Seoul, Korea Selatan, ketika mulai turun ke bandara terbesar kedua di California. Target kecepatan untuk pendaratan Asiana 214 sebenarnya adalah 137 knot, sementara kecepatan pesawat saat pendaratan secara signifikan di bawah 137 knot. "Tapi kita tidak berbicara tentang beberapa knot," katanya.

Pada sekitar empat detik sebelum kecelakaan pesawat, pilot menerima peringatan "lisan dan fisik" dalam kokpit bahwa pesawat itu di ambang aerodinamis, yang berarti itu akan kehilangan kemampuannya untuk tetap di udara.

Peringatan - dikenal sebagai "stick shaker"- biasanya dilakukan termasuk peringatan lisan jika pesawat terbang terlalu rendah, dan peringatan fisik saat terjadi guncangan. NTSB telah mengesampingkan cuaca sebagai masalah dan mengatakan kondisi sangat kondusif untuk pendaratan.

CEO dan Presiden Asiana, Yoon Young-doo, mengatakan tidak ada kerusakan mesin pada pesawatnya saat terbang. Korban kecelakaan saat ini masih dirawat. Dari 182 penumpang yang selamat, sebanyak 123 orang masih bisa berjalan.

Di San Francisco General Hospital, 19 korban dirawat, enam dari mereka dalam kondisi kritis.Banyak yang terluka mengatakan mereka duduk ke bagian belakang pesawat, kata Knudson. Beberapa mengalami luka di perut dan patah tulang belakang.

CNN | TRIP B


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya