Wartawan Pewawancara Snowden Buka Mulut

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Rabu, 12 Juni 2013 11:20 WIB

Edward Snowden, seorang analis intelijen Amerika Serikat berusia 29 tahun, telah mengungkapkan dirinya sebagai sumber yang mengungkapkan telepon rahasia pemerintah Ameriksa Serikat dan program pengawasan internet. AP/The Guardian

TEMPO.CO, Hong Kong - Wartawan yang pertama kali menuliskan program pengawasan AS yang dibocorkan oleh Edward Snowden buka mulut. Ia mengatakan hari Selasa lalu bahwa akan ada lebih banyak 'rahasia' yang belum diungkapkan dari dokumen itu.

"Kami akan memiliki banyak informasi yang lebih signifikan yang belum terdengar selama beberapa minggu ini," kata Glenn Greenwald, wartawan senior di The Guardian.

Greenwald mengatakan kepada The Associated Press medianya selektif melepaskan berita berdasarkan informasi yang diberikan oleh Edward Snowden, karyawan 29 tahun yang bekerja pada kontraktor National Security Agency (NSA), biro keamanan dalam negeri AS.

Ketua bidang intelijen Senat AS, Dianne Feinstein menyatakan apa yang dilakukan Snowden merupakan "tindakan pengkhianatan" dan harus dituntut.

Laporan Greenwald pekan lalu mendunia, menguliti program pemerintah AS untuk mengumpulkan catatan telepon dan Internet. "Ada lusinan cerita yang bisa dihasilkan oleh dokumen-dokumen itu, dan kami berniat untuk membebernya," kata Greenwald.

Keberadaan Snowden itu tidak segera diketahui pada hari Selasa, meskipun ia diyakini tinggal di suatu tempat di Hong Kong. Sejauh ini, tidak ada konsekuensi hukum terhadap media yang memuat berita itu.

Bersembunyi di sebuah kamar hotel di Hong Kong, Snowden mengatakan, ia telah berpikir panjang dan keras sebelum mempublikasikan rincian dari program NSA berkode "PRISM". Ia mengatakan harus melakukannya (membocorkan rahasia) karena merasa negaranya sedang membangun mesin spionase yang tidak akuntabel dan secara rahasia memata-matai setiap warga negara AS.

Baik Washington Post dan surat kabar Inggris Guardian - dua media tempat ia membocorkan dokumen-dokumen curian itu - menuliskan identitasnya pada hari Minggu. "Aku tidak ingin hidup dalam masyarakat yang melakukan hal semacam ini ... Aku tidak ingin hidup di dunia di mana segala sesuatu yang aku lakukan dan katakan dicatat. Itu bukan sesuatu yang harus aku dukung atau aku ikuti," katanya kepada The Guardian, yang menerbitkan sebuah video wawancara dengannya.

Menurutnya, NSA telah membangun infrastruktur yang memungkinkan untuk mencegat hampir segalanya. Dengan kemampuan ini, sebagian besar komunikasi orang-orang secara otomatis tercatat walau dia bukan target. "Jika aku ingin melihat email atau telepon istri Anda, semua bisa aku lakukan dengan gampang. Aku bisa mendapatkan email, password, catatan telepon, kartu kredit, dan lainnya," katanya.

The Guardian menerbitkan berita pekan ini bahwa layanan keamanan AS memantau data tentang panggilan telepon dari Verizon dan data internet dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Facebook.

Pemaparan dari program rahasia telah memicu perdebatan luas di Amerika Serikat dan luar negeri tentang jangkauan NSA yang diperluas, dengan program pengawasan secara dramatis dalam dekade terakhir. Para pejabat AS mengatakan badan ini beroperasi sesuai hukum.

AP | TRIP B



Berita Lainnya:


Hidayat Nur Wahid: PKS Memang Main di Dua Kaki
Laris Manis Lelang Barang Gratifikasi di KPK
Dolar Tembus Rp 10.000, BI Guyur US$ 100 Juta/Hari
Jokowi Ganti Dua Direktur RSUD
Apa Saja Kelebihan iOS 7?

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya