TEMPO.CO, Oklahoma - Meski tornado di Oklahoma, Amerika Serikat, meninggalkan kerusakan dalam skala massif dan membuat 38 ribu warga tanpa listrik malam ini, Pusat Prakiraan Badai menyebut masih merupakan 'pemanasan' saja. "Masih akan ada tornado susulan," kata Bill Bunting, kepala opreasional lembaga di bawah National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) itu. Ia memprediksi, tornado terburuk mungkin belum datang.
"Badai ini akan terus memproduksi tornado tambahan. Juga bola-bola es yang sangat, sangat besar, mungkin lebih besar dari ukuran bola bisbol," katanya. Ia menyatakan, lembaganya mencemaskan ancaman badai yang lebih merusak dan meluas wilayahnya jika dua tornado bergabung. "Apa yang terjadi hari ini, mungkin belum berakhir," katanya.
Ratusan warga di daerah yang paling parah dilanda tornado meratapi puing-puing rumah mereka. "Benar-benar membuat sesak nafas dan serasa akan meledak," kata Jessie sebagian kecil saja rumah masa kecilnya di Shawnee, Oklahoma, masih berdiri.
Addington, yang sekarang tinggal di kota terdekat, menyatakan ibunya yang berlindung di kamar mandi terlembar-lempar seperti boneka kain. Ia kini mengalami luka memar.
Diperkirakan 300 rumah rusak atau hancur di Oklahoma. Dilihat dari udara, tingkat kerusakan itu mengejutkan, kata John Welsh, seorang pilot helikopter untuk KFOR. "Seperti memasukkan rumah ke dalam blender raksasa," katanya.
Sebanyak 28 tornado dilaporkan terjadi di Oklahoma, Kansas, Illinois, dan Iowa, menurut Layanan Cuaca Nasional. Oklahoma dan Kansas yang paling parah. Beberapa laporan menduga ke-28 tornado itu berasal dari jenis yang sama.
CNN | TRIP B
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Bisnis Labora Sitorus Dimulai dari Miras Cap Tikus
Begini Kronologi Katon Bagaskara Terjatuh
PKS: Ada yang Mencari-cari Kesalahan Kami
Di Prancis Ada Masjid Gay
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya