Kisah Warga Penemu Pengebom Boston Maraton  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 25 April 2013 06:02 WIB

Kawan-kawan sekolahnya sangat terkejut ketika Dzhokhar Tsarnaev dinyatakan sebagai tersangka pelaku bom Boston Marathon, karena ia dikenal sebagai pemuda yang tenang dan pemalu. huffingtonpost.com

TEMPO.CO, Jakarta - David Henneberry, warga Watertown yang menemukan terduga pelaku pemboman Boston Maratjon, Dzokhar Tsarnaev mengisahkan saat-saat dia menemukan Dzhokhar di boat miliknya pada Sabtu lalu.

David mengatakan, penemuan Dzhokhar yang sedang bersembunyi di boat miliknya hanya sebuah kebetulan. Saat itu, seperti halnya warga Watertown lainnya, David berada di rumahnya di Franklin Street. Polisi kala itu melarang warga keluar rumah karena tengah diadakan pencarian besar-besaran terhadap tersangka nomor dua, yaitu Dzhokhar.

Saat dia melihat ke jendela dan memandang ke arah boat yang diberi nama Slip Away II itu, David melihat ada sesuatu yang tidak beres. "Saya meletakkan bantalan di antara penutup kapal dan dua di antaranya jatuh ke tanah. Saat itu udaranya berangin, jadi saya tidak berpikir dua kali tentang itu," katanya.

David kemudian keluar rumah. "Keluar rumah dan mencari udara segar. Saya ingin membetulkan kembali bantalan tadi. Itu mengganggu saya sepanjang hari. Saat saya tarik tali pengikat, sepertinya lebih mudah lepas dari biasanya. Tapi mungkin saja angin bisa membuatnya lepas," katanya.

Dia membantah pernyataan yang menyebut ada bercak darah di luar boat-nya. "Tak ada indikasi apa pun. Saya tidak melihat ada darah di luar boat," katanya. David kemudian kembali ke dalam rumah.

Namun, dia penasaran dan kembali lagi menuju boat-nya. Kali ini dia menyingkirkan penutup kapalnya ke samping untuk melihat lebih dekat."Saya tak berharap untuk melihat apa pun, tapi saya lihat darah di lantai kapal. Darah yang cukup banyak," katanya.

Saat itu, kata David, dia berkata pada dirinya apakah dia terluka pada terakhir kali naik boat itu. "Saya kemudian melihat lagi dan ada lebih banyak darah lagi," ujarnya.

Saat itulah dia melihat Dzhokhar Tsarnaev. "Saya kemudian melihat ke bagian belakang beberapa kali dan mata saya tertuju pada blok mesin. Di sana ada sesosok tubuh," katanya.

Saat itu, kata David, dia tak yakin dia segera menyadari bahwa itu adalah terduga pembom Boston Marathon."Saya lihat dia terbaring. Dia terbaring di sana di antara blok mesin dan dasar boat. Saya tak bisa melihat wajahnya. Dia tak bergerak," katanya.

Dia kemudian menghubungi nomor telepon darurat 911. "Saya tak membuat-buang waktu," katanya. Saat polisi tiba, dia dan istrinya kemudian diungsikan ke tetangganya.

BOSTON CHRONICLE|JULI

Topik terhangat:


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya