TEMPO.CO, Watertown - Dzhokhar Tsarnaev telah memberikan pengakuannya saat diinterogasi FBI di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess Medical Center. Dia masih dirawat di sana karena beberapa luka tembak. Dalam pengakuannya, ia dan kakaknya, Tamerlan, berada di balik bom Boston Marathon.
Namun, pengacara Tsarnaev menantang keabsahan hukum dari pengakuan Dzhokar yang dilansir FBI ini. Termasuk, pernyataan Dzhokar yang mengaku bahwa ia dan Tamerlan bertindak sendirian, juga saudaranya masuk golongan Islam radikal karena menentang tindakan Amerika Serikat di Irak dan Afganistan.
Dalam sebuah wawancara dengan Globe, seorang pejabat senior polisi mengatakan bahwa pemerintah tidak khawatir tentang pengakuan awal ini. Polisi memiliki kesaksian yang kuat, yakni orang yang diculik oleh Tsarnaev bersaudara pada Kamis malam.
Adapun sumber-sumber polisi mengatakan kepada Globe bahwa korban pembajakan mobil itu mengatakan kepada polisi bahwa Dzhokhar dan Tamerlan menodongkan senjata ke arah korban. Tamerlan mengatakan kepada korban, "Kami baru saja membunuh polisi. Kami meledakkan bom marathon. Dan sekarang kita akan ke New York. Jangan melawan."
Dalam perkembangan lain, seorang pejabat di New Hampshire mengatakan bahwa Tamerlan Tsarnaev membeli kembang api di sebuah toko di sana pada Februari. Pejabat itu berspekulasi bahwa Tsarnaev bersaudara tertarik pada bahan peledak yang ada di dalam kembang api.
Penyidik berusaha mengorek keterangan dari Dzhokar apakah punya teman atau rekan-konspirator di New York. "Jika mereka memiliki kaki tangan di New York, Anda akan berpikir mereka akan memiliki rencana yang mapan untuk pergi ke sana. Mereka tidak akan menembak polisi, membajak mobil, dan mencuri kartu ATM untuk membiayai pelarian mereka," kata pejabat itu. "Tapi kami tidak mengesampingkan soal pengakuan ke New York. Kami sedang menelusuri, siapa tahu mereka menyembunyikan sesuatu di New York."
CNN| BOSTONGLOBE.COM| ANTO
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Buruh Gugat Jokowi ke PTUN
Ahok Berjanji Putihkan Tunggakan Rusun Marunda
Jokowi Siap Digugat Buruh
Demi UN SMP, 9 Siswa Pulau Seribu Naik Kapal 6 Jam
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya