TEMPO.CO, Washington - Tamerlan Tsarnaev, tersangka bom Boston yang tewas tertembak saat diringkus polisi, pernah mengungkapkan ketertarikannya soal jihad. Tamerlan adalah kakak Dzhokhar Tsarnaev, yang juga diduga sebagai tersangka bom Boston Marathon.
Paman dua bersaudara Tsarnaev, Ruslan Tsarni, menceritakan ada perubahan pada diri Tamerlan dalam beberapa tahun terakhir. Pria 26 tahun itu jadi sering berbicara hal religius. "Tamerlan terlihat berbeda, seperti mengikuti suatu aliran," kata Tsarni. Ia pun menanyakan ke Tamerlan soal aliran yang diikutinya. "Semacam jihad," kata Tsarni mengutip kalimat Tamerlan.
Bahkan, selama setahun terakhir, Tamerlan banyak mengunduh video jihad ke situs YouTube melalui akun miliknya. Namun soal Dzhokhar, Tsarni mengatakan cukup kaget kala mengetahui keterlibatannya. Sebab, Tsarni mengenal Dzhokhar sebagai anak sopan. Ia pun yakin pribadi Dzhokhar yang dikenalnya tak akan pernah terpikir untuk mencelakai orang tak bersalah. "Mungkin kakaknya yang mempengaruhi dia," ujar Tsarni.
Tamerlan dan Dzhokhar, kakak beradik etnis Chechens, berimigrasi ke Amerika Serikat sekitar satu dekade lalu. Bersama keluarganya, mereka melarikan diri dari kericuhan antara pemerintah Rusia dengan kaum separatis, kelompok pemberontak etnis Chechen muslim.
Di Amerika, Tamerlan menikahi perempuan lokal dan memiliki satu putri. Meski tidak pernah lulus, dia pernah duduk di sekolah teknik Bunker Hill Community College. Ia juga jago olahraga boxing. Bahkan, Tamerlan pernah memenangkan pertandingan New England Golden Gloves, kelas berat.
Julian Pollard, kawan sekamar Tamerlan kala mengikuti turnamen boxing, mengenalnya sebagai orang yang percaya diri. Pollard mengingat Tamerlan sebagai orang yang hanya bicara soal keyakinannya. "Tamerlan yakin dengan kemampuannya dan tak malu-malu," kata Pollard. "Dia juga sangat tertarik dengan agamanya."
Tamerlan tewas kala tim antiteroris SWAT dan polisi Federal memburunya. Bersama Dzhokhar, Tamerlan sempat beradu tembak dengan polisi. Sedangkan Dzhokar telah mendekam dalam tahanan dengan luka di tenggorokan.
CBSNEWS | NIEKE INDRIETTA
Topik Hangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo
Terpopuler:
Bom Boston Marathon versi Pelajar Indonesia di AS
Gempa Cina, Reporter Ini Liputan Berbaju Pengantin
Perkosaan Keji di India, Korbannya Bocah 5 Tahun
Kim Jong-Un Ternyata Fan Berat Van Damme
Setelah Bom Boston, Ada Tembakan di Denver
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya