TEMPO.CO, Jakarta - Para investigator di Boston, Amerika Serikat, menemukan dua bom yang tidak meledak di sebuah hotel di Boylston Street dan sebuah tempat terbuka. CNN melaporkan, petugas keamanan setempat menyebut lokasi bom sangat rumit, terkoordinasi, dan terencana.
Para penyidik mengatakan, kedua bom tersebut kecil dan tanpa C-4 atau tak ada material berdaya ledak tinggi. Petugas penyidik berharap mendapatkan bukti dari benda yang diduga bom yang tak meledak itu. Informasi yang dicari bisa berupa sidik jari maupun pembuat bom.
Sampai Senin malam waktu setempat atau Selasa siang ini, pihak berwenang masih mencari barang mencurigakan di sekitar lokasi. Namun kebanyakan barang yang ada adalah milik peserta maraton yang ditinggalkan karena panik.
Setidaknya 144 orang masuk rumah sakit dan sedikitnya 17 orang dalam kondisi kritis dan 25 dalam kondisi serius akibat dua bom yang meledak saat acara maraton. Delapan pasien merupakan anak-anak. Dr Ron Walls dari Brigham and Women's Hospital, yang menerima 31 pasien, mengatakan, luka pasien akibat serpihan bom.
CNN
Topik Terhangat TEMPO:Sprindik KPK || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Heboh Lainnya
Lion Air Jatuh di Bali Bukan Karena Windshear
Selamat dari Bom Boston, Dirut BTPN Hobi Lari
Ganti Rugi Penumpang Lion Air yang Jatuh di Bali
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya