Kena Magnitsky Act, 18 Orang Rusia Dilarang ke AS  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Sabtu, 13 April 2013 23:10 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama. AP/Cliff Owen

TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat telah mengeluarkan daftar 18 orang yang dilarang masuk ke negara ini, 16 di antaranya terkait dengan kasus whistleblower Rusia Sergei Magnitsky, 37 tahun, yang meninggal dalam tahanan tahun 2009. Beberapa pejabat yang ada dalam daftar tersebut dituduh terlibat dalam memenjarakan Magnitsky, atau menutup-nutupi penyebab kematiannya.

"Kami akan menggunakan alat-alat dalam Magnitsky Act dan otoritas hukum yang tersedia untuk memastikan bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas penganiayaan dan kematian Magnitsky dilarang bepergian ke Amerika Serikat dan melakukan bisnis di sini," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney, Jumat 12 April 2013.

Magnitsky ditangkap pada tahun 2008 karena penggelapan pajak setelah ia menuduh para pejabat kepolisian Rusia mencuri US$ 230 juta dari negara melalui rabat pajak palsu. Saat dalam tahanan, Magnitsky tewas. Keluarganya dan kelompok hak asasi mengatakan dia tewas dipukul dan tak diberi perawatan medis di tahanan.

Magnitsky Act, nama resminya adalah Sergei Magnitsky Rule of Law Accountability Act of 2012, adalah undang-undang yang diajukan oleh kelompok bipartisan dan disahkan oleh Kongres AS pada bulan November-Desember 2012. Rancangan undang-undang ini ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Barack Obama pada 14 Desember 2012.

Tujuan utama dari undang-undang ini adalah untuk menghukum pejabat Rusia yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Magnitsky, dengan melarang mereka masuk ke Amerika dan menggunakan sistem perbankan negara ini. Kongres AS sebenarnya mengharapkan ada 280 orang Russia yang masuk dalam 'daftar hitam/ itu, tapi Gedung Putih hanya menyodorkan 18 nama.

Pengumuman ini diprediksi bakal mengganggu hubungan Amerika dan Russia. Saat Magnistky Act ini disahkan tahun lalu, Russia membalasnya dengan mengeluarkan undang-undang yang melarang warga Amerika Serikat mengadopsi anak-anak Russia.

Euronews | BBC | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya