Amerika Tanggapi Serius Ancaman Korea Utara  

Reporter

Kamis, 4 April 2013 15:19 WIB

Dua pesawat siluman F-22 Raptor bersiap terbang di pangkalan militer Amerika Serikat di Osan, Pyeongtaek, Korea Selatan, untuk latihan militer bersama Korea Selatan (3/4). AP/Bae Jung-hyun, Yonhap

TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat menganggapi serius ancaman serangan Korea Utara terhadap wilayahnya, termasuk pangkalan militer di Korea Selatan dan Pasifik, Guam.

Menurut Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, retorika ancaman Korea Utara tak hanya ditujukan terhadap negaranya, melainkan juga kepada selutuh sekutunya di Asia-Pasifik.

"Beberapa aksi yang mereka lakukan dalam beberapa pekan terakhir ini adalah nyata dan sangat berbahaya," kata Hagel kepada para peserta diskusi di Universitas Pertahanan Nasional, Washington, Rabu, 3 April 2013.

Oleh karena itu, ujar Hagel, Amerika Serikat akan melakukan berbagai upaya untuk meredakan situasi. Pengerahan sistem pertahanan kawasan tingkat tinggi (Thaad) merupakan langkah Amerika Serikat untuk memperkuat pasukan di kawasan siap berperang menghadapi ancaman Korea Utara.

Hagel mengatakan, Pentagon siap mengirimkan bomber, jet tempur silumam, dan kapal perang. "Kami juga akan menempatkan sistem pertahanan darat ke udara, termasuk truk peluncur roket, radar pemburu AN/TPY-2, misil pencegat, dan sistem kontrol tembakan terintegrasi."

Pentagon menjelaskan bahwa penempatan sistem pertahanan ini untuk melindungi warga Amerika Serikat di Guam, teritorial, dan pangkalan militer di sana (Guam).

"Amerika Serikat tetap waspada dalam menghadapi provokasi Korea Utara dan siap melindungi wilayah negara, sekutu kami, dan seluruh kepentingan nasional kami," kata Hagel.

Korea Utara mencerca aksi latihan militer pasukan Amerika Serikat dengan Korea Selatan di wilayah Korea Selatan. Negeri komunis itu itu juga marah atas penambahan sanksi oleh PBB pada Februari 2013 lalu sebagai akibat dari hasil uji coba nuklir.

Menyusul pernyataan ancaman serangan Korea Utara terhadap pangkalan militer Amerika Serikat, Rabu, 3 April 2013, otoritas perbatasan Korea Utara menolak mengizinkan pekerja asal Korea Selatan masuk ke dalam kawasan industri Kaesong.

AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya