TEMPO.CO, Washington - Teka-teki siapa pengganti Christopher Stevens, Duta Besar Amerika Serikat yang tewas dalam serangan Benghazi, terjawab. Dia adalah Deborah Jones, seorang diplomat karier dan ahli masalah Timur Tengah.
Barack Obama menominasikan namanya enam bulan setelah serangan teroris pada Kedutaan AS di Benghazi yang menewaskan beberapa staf, termasuk sang dubes. Jika Senat menyetujui, dia akan segera berangkat menuju pos barunya.
Timur Tengah bukan medan yang asing bagi Jones. Dia pernah menjadi duta besar untuk Kuwait 2008-2011 dan saat ini menjadi pakar di Institut Timur Tengah di Washington.
Dia pulalah yang pertama mengungkap diktator Mesir yang berkuasa saat itu, Hosni Mubarak, pernah secara pribadi mengunjungi peternakan Presiden (saat itu) George W. Bush di Crawford, Texas, pada tahun 2005.
Dalam pembicaraan santai, Presiden Bush mengatakan kepada Presiden Mubarak bahwa AS menghargai Mesir di bawah pemerintahannya sebagai pilar stabilitas Timur Tengah. Akan tetapi, menurut Jones yang mengutip sumbernya, Bush juga mengatakan kepada Mubarak "sesuatu yang ia rasakan dengan sangat kuat adalah bahwa orang-orang Mesir menjadi gelisah". Bush, kata Jones, mengingatkan Mubarak bahwa hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari jika dia tidak memulai reformasi politik yang berarti.
Mubarak, menurut dua sumber Jones, merespons dengan meletakkan tangannya di lengan Bush dan berkata, "Terima kasih, George, tetapi Anda tidak tahu seperti apa orang-orang Mesir."
Ketika kisah ini dikonfirmasi pada Jones, ia hanya tersenyum dan menjawab, "Ya, seseorang tidak mengenal bagaimana orang-orang Mesir."
AP | TRIP B
Baca juga:
Paus Baru Terbang ke Roma dengan Tiket Ekonomi
Bergoglio Menjadi Paus, Argentina Bersukacita
Turis Amerika Diperkosa di Taksi Malaysia
Pesan di Balik Pilihan Nama Paus Fransiskus
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya