TEMPO.CO, Beijing - Kementerian lingkungan Cina akhirnya mengakui keberadaan apa yang disebut sebagai "desa kanker" setelah bertahun-tahun spekulasi publik tentang dampak polusi di daerah-daerah tertentu. Selama beberapa tahun ini, kasus kanker di beberapa desa dekat pabrik dan perairan yang tercemar telah meningkat tajam.
Namun laporan Kementerian Lingkungan Hidup Cina tidak secara eksplisit mengurai "desa kanker". Istilah ini tidak memiliki definisi teknis dan laporan kementerian tidak merinci hal itu.
Laporan terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup berjudul "Penjaga terhadap risiko dan kontrol akibat bahan kimia terhadap lingkungan selama periode Lima Tahun ke-12 (2011-2015)". Laporan ini menyebut banyak bahan kimia berbahaya dilarang di banyak negara maju masih ditemukan di Cina. "Bahan kimia beracun telah menyebabkan keadaan darurat lingkungan yang terkait dengan air dan polusi udara," kata laporan ini.
Laporan ini mengakui bahwa bahan kimia tersebut menimbulkan risiko jangka panjang untuk kesehatan manusia, membuat dampak langsung pada apa yang disebut sebagai "desa kanker". "Bahkan ada beberapa kasus serius desa kanker muncul di masing-masing wilayah," kata laporan itu.
Liputan media dari apa yang disebut "desa kanker" telah tersebar luas. Pada tahun 2009, seorang wartawan Cina menerbitkan peta yang mengidentifikasi puluhan desa yang tampaknya terpengaruh oleh polusi yang berat.
Pada tahun 2007 BBC mengunjungi dusun kecil Shangba di Cina selatan di mana salah satu ilmuwan yang mempelajari penyebab dan efek dari polusi di desa. Dia menemukan tingkat tinggi dari logam berat beracun dalam air dan percaya ada hubungan langsung antara insiden kanker dan pertambangan di daerah.
Pengacara lingkungan, Wang Canfa, yang mengelola lembaga advokasi lingkungan di Beijing, mengatakan ini adalah pertama kalinya frase "desa kanker" muncul dalam dokumen kementerian. Ia berharap ada tindak lanjut setelah ini.
Bulan lalu Beijing dan beberapa kota lain diselimuti kabut asap akibat polusi yang dianggap berbahaya oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Polusi telah memicu kemarahan publik selama bertahun-tahun namun tak ada aksi nyata pemerintah menanggulanginya.
BBC | TRIP B
Berita terkait
Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis
27 September 2017
Cina telah memblokir aplikasi pesan WhatsApp?untuk memperketat keamanan menjelang kongres akbar Partai Komunis ke 19 pada awal Oktober mendatang
Baca SelengkapnyaAjaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar
6 September 2017
Sebuah rekaman mengejutkan yang menunjukkan bagaimana seorang wanita di Cina melahirkan bayi di jalanan sambil berdiri saat tengah berbelanja.
Baca SelengkapnyaIngin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi
25 Agustus 2017
Kementerian Pertahanan Cina menyebut hobi masturbasi membuat vena testis membesar
Baca SelengkapnyaCari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online
24 Agustus 2017
Aplikasi Jinyiwei memudahkan warga Cina memesan pengawal pribadi semudah memanggil taksi online
Baca SelengkapnyaKisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina
10 Agustus 2017
Li Shaoyun, sopir taksi malam, jadi sorotan netizen di Cina karena membawa anak balitanya saat bekerja dari senja hingga subuh sejak tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBelajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat
5 Agustus 2017
Dua pejabat Partai Komunis Cina dipecat setelah kedapatan berlatih sihir untuk menaikkan pangkat.
Baca SelengkapnyaLatihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning
5 Agustus 2017
Latihan perang Cina di dekat pantai Korea Utara diduga pesan untuk Amerika Serikat bahwa Pyongyang di bawah lindungan Beijing.
Baca SelengkapnyaGagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet
4 Agustus 2017
Perekam video yang viral di internet itu sempat ditahan polisi Cina selama empat hari
Baca SelengkapnyaHindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah
29 Juli 2017
Zhu Najuan, 59 tahun, mengubah wajahnya hingga terlihat 20 tahun lebih muda untuk menghindari kejaran polisi.
Baca SelengkapnyaHeboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram
29 Juli 2017
Dalam video yang beredar viral, anggota staf penelitian di Chengdu, Cina terlihat menyeret dan melempar bayi panda
Baca Selengkapnya