TEMPO.CO, Connecticut - Adam Lanza, tersangka pelaku penembakan di sekolah dasar di Connecticut, terkenal canggung di depan kamera. Itu sebabnya, tak banyak dokumentasi tentang dirinya.
Hampir semua buku tahunannya sejak SD semua tanpa foto. Dia lulus SMA pada 2010 dan menolak berpose untuk buku tahunan sekolah. Sebaliknya, ia membubuhkan catatan di bawah namanya: "pemalu di depan kamera".
Pria 20 tahun ini diketahui menderita sindrom Asperger, varian autisme yang membuat pengidapnya kesulitan berkomunikasi dan keterampilan sosial lainnya, yang dapat menyebabkan isolasi dan masalah emosional.
Pada 2007, ketika masih duduk di sekolah menengah, ia berfoto bersama sepuluh rekannya yang tergabung dalam Tech Club, kelompok studi yang memungkinkan para siswa mengeksplorasi teknologi dan mempromosikan acaranya di TV sekolah. Richard Novia, kepala keamanan sekolah sampai 2008, mempunyai cerita terkait dengan hal ini.
Richard menyatakan menaruh perhatian ekstra kepada Adam karena dinilainya "aneh". "Jika dia membakar dirinya sendiri, dia tak akan merasa kesakitan secara fisik," katanya mencontohkan.
Ia menggambarkan bocah yang sebetulnya cerdas ini sebagai anak lelaki yang sangat penakut. "Ia akan sangat nervous di tengah kerumunan banyak orang, meski mereka adalah orang yang sudah dikenalnya dan dia menolak untuk bicara," katanya.
Namun ia sama sekali tak menyangka Adam berbuat senekat itu: mendatangi sekolah tempat ibunya mengajar dan menembaki ruang demi ruang. Sedikitnya 26 tewas akibat ulahnya, termasuk 20 siswa. Pemuda pendiam itu menggenapkan dirinya menjadi korban tewas ke-27, setelah menembak dirinya sendiri.
MAIL ONLINE | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya