TEMPO.CO, Kairo - Hakim di Mesir menyerukan pemogokan nasional sebagai protes terhadap keputusan Presiden Mohammed Mursi yang memberikan dirinya kewenangan baru yang lebih luas. Dalam putusan itu, ia menyatakan tak ada lembaga mana pun yang berhak membatalkan putusan presiden.
Setelah pertemuan darurat, serikat hakim mendesak Mursi untuk menarik kembali keputusannya. Mereka melihat hal itu sebagai bentuk "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya" di pengadilan.
Mursi mengatakan, keputusan itu diambil karena ia ingin melindungi revolusi.
Ikhwanul Muslimin--gerakan Islam yang mendukung Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) yang dipimpin Mursi--telah menyerukan demonstrasi di seluruh Mesir pada Minggu, menurut kantor berita Mena. Pengumuman itu terjadi beberapa jam setelah massa pro-Mursi berdemonstrasi untuk mengganggu pertemuan para hakim. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Politikus oposisi Mohamed ElBaradei mengatakan tidak akan ada dialog dengan Mursi jika keputusan itu berlaku. Berbicara kepada wartawan, ia mengatakan, ia sedang menunggu reaksi masyarakat internasional atas putusan itu.
Keputusan hari Kamis memicu demonstrasi dan serangan terhadap kantor-kantor partai FJP.
Kelompok Hakim--serikat yang mewakili hakim di seluruh negeri--menyerukan "penghentian kerja di semua pengadilan dan administrasi penuntutan" setelah pembicaraan darurat. Mereka menuntut Abdel Maguid Mahmoud, penuntut umum sejak era Mubarak yang dipecat sebagai bagian dari keputusan tersebut, harus dipulihkan.
Para hakim dan jaksa di Kota Alexandria, kota terbesar kedua di Mesir setelah Kairo, sudah mulai mogok bekerja. Mereka mengatakan tidak akan kembali bekerja sampai keputusan Presiden Mesir kelima tersebut dicabut.
Namun suara hakim tampaknya tak bulat. Menurut TV negara, kelompok lain yang dikenal sebagai Judges for the Sake of Egypt menyatakan mendukung keputusan tersebut.
CNN | TRIP B
Berita terkait
Menuju Perbaikan Hubungan, Menlu Mesir dan Turki Bertemu di Kairo
18 Maret 2023
Turki memutuskan hubungan dengan Mesir setelah penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin yang didukung Ankara.
Baca SelengkapnyaPengadilan Mesir Vonis 12 Tokoh Ikhwanul Muslimin Hukuman Mati
15 Juni 2021
Pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan vonis hukuman mati untuk 12 tokoh senior Ikhwanul Muslimin atas kerusuhan 2013 lalu
Baca SelengkapnyaMesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca Selengkapnya