Obama Kucurkan Hibah Renovasi Rumah Korban Sandy  

Reporter

Jumat, 2 November 2012 17:48 WIB

Sejumlah rumah dan kendaraan di Breezy Point, wilayah Queens, New York hangus terbakar akibat badai Sandy. Kebakaran akibat kebocoran gas merupakan salah satu dampak badai yang menerjang sejumlah wilayah di Amerika Serikat, total kerugian akibat badai Sandy diperkirakan mencapai $50 Miliar. AP Photo/Mike Groll, File

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memerintahkan pemerintah pusat atau federal untuk mengulurkan bantuan ke negara bagian New York. Pertolongan itu ditujukan bagi pemulihan korban badai Sandy di Kabupaten Bronx, Kings, Nassau, New York, Richmond, Suffolk, dan Queens.

Menurut situs resmi Gedung Putih, Obama mengeluarkan perintah itu pada Selasa, 30 Oktober 2012. Nantinya, korban mendapatkan pinjaman berbiaya rendah untuk ganti rugi harta benda yang tidak diasuransikan.

"Bantuannya bisa mencakup hibah rumah sementara dan perbaikan rumah," demikian yang tertulis dalam situs Gedung Putih, Selasa, 30 Oktober 2012.

Hingga hari keempat sejak hantaman Sandy, Eqecat, perusahaan rekayasa bencana alam, memperkirakan besarnya kerugian mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 192 triliun. Dan semua jumlah itu ditanggung perusahaan asuransi. Sedangkan kerugian dari segi ekonomi mencapai US$ 50 miliar, setara dengan Rp 481 triliun.

"Kerugian ekonomi ini dua kali lipat dari perkiraan awal," demikian pernyataan perusahan itu.

Berdasarkan perkiraan itu, Sandy pun masuk kategori bencana alam yang menimbulkan kerugian terbesar. "Serupa dengan badai Katrina pada 11 September 2005 dan badai Andrew pada 1992," bunyi pernyataan perusahaan institut asuransi.

Badai Sandy menerjang New York pada Senin dinihari, 29 Oktober 2012. Bernama lain Frankenstrom, topan ini tidak datang sendiri. Ia membawa serta gelombang laut setinggi 4,2 meter. "Akibatnya, ribuan rumah, bangunan, serta terowongan bawah tanah terendam banjir dan rusak berat," demikian tertulis di situs berita BBC, Jumat, 2 November 2012.

Tak hanya itu. Hingga hari keempat sejak kunjungan pertama Sandy, puluhan ribu penduduk masih hidup tanpa daya listrik. Bila dihitung secara keseluruhan, di 12 negara bagian, sekiranya ada 4,5 juta pelanggan listrik yang mengalami pemadaman.

Di negara bagian lain, seperti New Jersey, sekitar 20 ribu warga masih terjebak dalam rumah. Banjir menyandera mereka. Pejabat setempat melarang penduduknya berkegiatan. Sebab, banyak luapan air yang tercemar limbah atau bahan kimia.

"Sampai sekarang anggota Garda Nasional masih mengevakuasi korban dan menyalurkan makanan," tulis BBC.

CORNILA DESYANA

Berita lain:
Hantaman Sandy Ibarat Tragedi Titanic di Daratan

Korban Badai Sandy Unggah 10 Foto per Detik

Alasan Wali Kota New York Dukung Obama

Personel Secret Service Bunuh Diri

Romney Kaitkan Obama dengan Castro dan Chave

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya