Hantaman Sandy Ibarat Tragedi Titanic di Daratan

Reporter

Jumat, 2 November 2012 14:06 WIB

Kapal layar HMS Bounty, tampak tergulung gelombang besar di perairan North Carolina ketika badai Sandy menerjang wilayah tersebut pada 29 Oktober 2012. AP Photo/U.S. Coast Guard, Petty Officer 2nd Class Tim Kuklewski, File

TEMPO.CO, New York - Badai Sandy atau Frankenstrom yang melanda timur laut Amerika Serikat mulai Senin dinihari, 29 Oktober 2012, telah memporakporandakan wilayah itu. Bagi banyak korban, terjangan Sandy mirip dengan tragedi kapal Titanic yang tenggelam di Laut Atlantik Utara pada 1912.

"Bedanya, tragedi Sandy terjadi di daratan, bukan di laut," kata Krystina Berrios, 25 tahun, warga Staten Island, New York, di Chicago Tribune, Kamis, 1 November 2012.

Di New York, Sandy melaju dengan kecepatan 128 kilometer per jam. Angin itu tidak datang sendiri. Ia juga membawa lumpur, hujan, air sungai, dan mendorong gelombang laut. Dampaknya, ribuan rumah dan bangunan tertutup lumpur dan banjir.

Karena itu, Pentagon menerbangkan sejumlah ahli restorasi ke New York. Di sana, mereka bakal membantu penduduk yang masih hidup dalam kegelapan karena listrik padam.

Pada kawasan New Jersey, hampir seluruh lokasi tertutup air laut. Di Jalan Hoboken, seberang Sungai Hudson, bau tak sedap menyeruak. Bau itu muncul dari ruang bawah tanah yang terendam air. Besi mobil yang terendam banjir di pinggir jalan juga menimbulkan bau karat.

"Air dengan cepat masuk ke rumah-rumah, rasanya kota ini berubah menjadi sungai," kata warga New Jersey, Benedicte Lenoble.

Hingga hari keempat sejak kedatangan Sandy, belum ada toko kelontong yang buka di New Jersey. Semua orang sibuk membenahi tempat tinggal mereka. Warga pun tidak yakin bahwa pemulihan bakal berlangsung cepat.

"Untuk membantu korban badai, penyanyi asal New Jersey, Bruce Springsteen dan Jon Bon Jovi, bakal menggelar konser amal," lapor televisi NBC.

Menurut Eqecat, perusahaan rekayasa bencana alam, hantaman Sandy diperkirakan menimbulkan kerugian sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 192 triliun. Dan seluruh kerugian itu ditanggung perusahaan asuransi. Sedangkan kerugian dari segi ekonominya mencapai US$ 50 miliar, setara dengan Rp 481 triliun.

"Kerugian ekonomi ini dua kali lipat dari perkiraan awal," demikian pernyataan dari perusahaan itu.

CORNILA DESYANA

Berita lain:
Israel Akui Bunuh Wakil Yasser Arafat

SBY Pidato di Gedung Parlemen Inggris

Korea Utara Akan Buka Hotel Tertinggi Sedunia

Jalani 90 Operasi Demi Mirip Kekasih Barbie

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya