Pemimpin Muslim Minta Dunia Stop Islamophobia  

Reporter

Rabu, 26 September 2012 14:15 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berbincang dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon sebelum meresmikan pembukaan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) tahun 2012 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (21/3). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, New York - Para pemipin Islam membutuhkan aksi internasional guna menghentikan penghinaan agama. Hal tersebut disampaikan untuk menanggapi pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengenai kebebasan berekspresi di Sidang Umum PBB, Selasa, 25 September 2012.

Obama dalam pidatonya di markas besar PBB di New York, Selasa, mengutuk keras "kekerasan dan ketidatoleransian" yang menimbulkan kekacauan. Dia katakan, para pemimpin dunia memiliki tugas melawan serangan mematikan terhadap rakyat Amerika dalam dua pekan terakhir ini yang disebabkan oleh sebuah film anti-Islam yang dibuat di Amerika Serikat.

Obama menambahkan dia tak bisa melarang penayangan video yang dianggap menghina Nabi Muhammad sebab konstitusi Amerika Serikat melindungi hak kebebasan berbicara. "Sebagai presiden dan panglima tertinggi militer negara, saya menerima hal-hal yang disampaikan masyarakat setiap hari, dan saya akan selalu melindungi hak mereka," ujar Obama di depan para pemimpin negara yang ikut dalam Sidang Umum PBB.

Menanggapi hal tersebut, menurut laporan kantor berita AFP, pemimpin negara-negara Islam meminta bangsa-bangsa Barat harus segera menghentikan Islamophobia, ketakutan yang tak beralasan pada Islam, menyusul badai atas film penghina Nabi Muhammad.

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, pemimpin negara berpenduduk Islam paling besar di dunia, mengatakan film tersebut merupakan "wajah buruk" penghinaan terhadap agama.

Dia mengutip Universal Declaration of Human Rights yang menyebutkan bahwa "Setiap orang harus memperhatikan moralitas dan ketertiban umum. Selanjutnya Yudhoyono mengatakan, "Oleh sebab itu, kebebasan berekspresi sesungguhnya tidak mutlak."

Raja Abdulla II dari Yordania, salah satu sekutu dekat Amerika Serikat, menentang film penghina Nabi sehingga menimbulkan kekerasan di berbagai belahan dunia.

Demikian juga Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, mengutuk seraya menyebut bahwa film tesebut "mengahsut kebencian" terhadap kaum muslim dan membutuhkan aksi nyata PBB. "Kendati kami tak bisa membenarkan kekerasan, komunitas internasional tidak boleh membisu," ujarnya.

Menurut Presiden Afganistan, Hamid Karzai, film tersebut telah menghina 1,5 milyar umat muslim. "Film tersebut menghina, tak bisa dibenarkan meskipun dalam konteks kebebasan berekspresi," katanya seperti dilaporkan kantor berita Reuters.


AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL

Berita Terpopuler
Yudhoyono Raih Empat Penghargaan Internasional

Markas Intelijen Suriah Meledak, Puluhan Tewas

Iran Anggap Serangan Cyber Lebih Jahat dari Perang

Obama Peringatkan PBB Soal Nuklir Iran

Jet Tanpa Awak AS Timbulkan Antipati di Pakistan






Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya