Massa berusaha menjebol jendela gedung kantor Kedutaan Amerika Serikat di Sanaa, Yaman (13/9). REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
TEMPO.CO, Sanaa - Ratusan warga Yaman menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Amerika Serikat di Sanaa, Kamis, 13 September 2012, untuk memprotes sebuah film yang dianggap menghina Islam.
Untuk mencegah demonstrasi anarkistis berbuntut kerusuhan, aparat kepolisian dan pasukan keamanan menghalau mereka dengan menembakkan senjata ke udara.
Serbuan demonstran ini menyusul unjuk rasa di konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya Timur, Selasa malam waktu setempat, 11 September 2012. Akibat unjuk rasa tersebut, Duta Besar AS dan tiga stafnya tewas karena serangan rudal. Serangan ini dibalas oleh Presiden Barack Obama dengan mengirimkan dua kapal perang ke pantai Libya. Unjuk rasa ini dikhawatirkan akan meluas ke negara-negara Islam di dunia.
Para pengunjuk rasa yang rata-rata berusia muda meneriakkan kalimat, "Kami menebus pesan Allah", seraya memecahkan jendela kantor satuan pengamanan di luar kedutaan dengan batu serta membakar mobil yang diparkir. Mereka lalu merangsek ke pintu gerbang utama kedutaan di timur Sanaa, yang mendapatkan penjagaan ketat. Demonstran lain mengibarkan spanduk bertuliskan, "Allah Mahabesar." Sebagian lain membakar ban bekas di luar kantor kedutaan dan memanjat tembok.
"Kami melihat api di dalam kompleks kedutaan dan pasukan keamanan terpaksa menembakkan senjata ke udara. Para demonstran melarikan diri dan petugas mengisi kembali senjatanya dengan peluru," kata salah seorang saksi kepada Reuters.
Saksi mata lainnya mengatakan ada beberapa orang cedera, baik yang ada di dalam maupun di luar gedung kedutaan. "Tetapi tak ada pejabat yang cedera," katanya.
Yaman, salah satu sekutu kunci Amerika Serikat di Timur Tengah, merupakan basis organisasi Al-Qaeda di jazirah Arab (AQAP). Organisasi ini dipandang oleh AS sebagai cabang Al-Qaeda paling berbahaya karena memiliki jaringan militan yang dibentuk oleh Osama bin Laden.