Arab Saudi Adili Aktivis Hak Asasi Manusia  

Reporter

Selasa, 4 September 2012 14:16 WIB

Ilustrasi. TEMPO/ Ali Said

TEMPO.CO, Riyadh -- Dua aktivis hak asasi manusia Arab Saudi, Mohammed Fahad al-Qahtani dan Abdullah al-Hamid, dihadapkan ke meja hijau oleh Kerajaan Arab Saudi pada akhir pekan kemarin, Sabtu, 1 September 2012. Bila dakwaan hakim terbukti, maka keduanya harus mendekam dalam kerangkeng besi selama lima tahun.

Mohammed Fahad al-Qahtani dan Abdullah al-Hamid, keduanya warga Saudi, didakwa telah mendirikan organisasi hak-hak sipil gelap dan dianggap tidak setia terhadap Kerajaan.

Sidang di pengadilan khusus kriminal di Riyadh pada Sabtu, 1 Sepember 2012 pekan lalu, hanya mendengarkan keterangannya. Proses peradilan tersebut dihadiri oleh para aktivis dan sahabat-sahabat Qathani dan Hamid. Keduanya merupakan anggota Asosiasi Hak-hak Politik dan Sipil Saudi (ACPRA).

Qathani, seorang profesor ekonomi, adalah salah seorang yang vokal dan kritis terhadap pemerintahan Saudi. Pada 2009, dia bersama rekan-rekannya mendirikan ACPRA, sebuah organisasi tak berizin yang di dalamnya Hamid menjadi anggota utama.

"Kami hanya melakukan pekerjaan kami selama bertahun-tahun. Otoritas (Kerajaan) membungkamnya untuk waktu yang lama, tetapi sekarang mereka datang setelah kami kritik," kata Qathani kepada BBC usai sidang Sabtu. "Kami tidak akan berdiam diri. Kami akan melanjutkan pekerjaan kami."

Pada awal sidang, Qathani dan Hamid bergantian membacakan pembelaannya di pengadilan. Namun, hakim mengatakan kepadanya bahwa apa yang disampaikan di depan majelis hakim tidak akan mempengaruhi dirinya untuk dijebloskan ke dalam penjara.

Hakim juga mengatakan kepada keduanya agar merevisi isi pembelaannya pekan depan. Menurut Qathani melalui ocehannya di Twitter, sidang akan dibuka kembali pada 8 September 2012.

Para hadirin yang turut dalam persidangan mengunggah foto dari ruang pengadilan ke situs Twitter dan Facebook. Aksi ini sesungguhnya tak pernah terjadi di Arab Saudi yang biasanya menerapkan pengadilan tertutup.

Menurut jurnalis Saudi, Iman al-Qahtani (tak ada hubungannya dengan Mohammad) sejumlah aktivis dan pendukung (Qathani dan Hamid) memenuhi ruang sidang yang sempit. Mereka selanjutnya mengunggah perkembangan sidang melalui Twitter.

"Saya dilarang seorang tentara mengambil foto," katanya. Kendati demikian beberapa foto sempat muncul di media online yang di-posting dengan berbagai cara oleh hadirin.

Iman menulis dalam Twitter-nya, hakim melarang telepon seluler di dalam ruang sidang. Mereka yang membandel diancam bakal dipenjara.

Dalam dakwaan jaksa disebutkan, Hamid dituduh telah menyebarluaskan informasi melalui media online. Dia juga dituduh penyebab kerusuhan, ketidakstabilan, dan mempertanyakan integritas ulama karena dianggap sebagai alat keluarga Kerajaan.

Tuduhan yang sama dialamatkan ke Qathani. Jika tuduhan jaksa terbukti benar, maka keduanya bakal menghuni kerangkeng besi selama lima tahun. Hamid atau biasa dipanggil Abu Bilal adalah seorang aktivis reformis yang berkali-kali mendekam dalam penjara karena menyerukan perbaikan konstitusi monarki Arab Saudi.

Kasus Qathani dan Hamid mendapatkan perhatian aktivis hak asasi manusia internasional. Amnesty International bahkan meminta secara resmi Kerajaan Saudi membebaskan keduanya dari segala tuduhan.

"Tuduhan terhadap Mohammad Qathani hanyalah salah satu halangan bagi aktivis hak asasi manusia di Arab Saudi," kata Philip Luther, Director of Amnesty International’s Middle East dan North Africa Program, dalam sebuah pernyataan.

AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya