TEMPO.CO , New York - Seorang pekerja toko yang telah di-PHK kembali ke kantor lamanya di dekat Empire State Building dan melepaskan tembakan pada Jumat pagi. Seorang mantan rekan kerjanya tewas tertembak dan melukai beberapa orang lainnya.
Pihak berwenang mengatakan, pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai Jeffrey Johnson, 53 tahun. Menurut situs berita Reuters, dia sebelumnya bekerja sebagai desainer aksesoris sebelum dipecat setahun lalu. Petugas kepolisian Raymond Kelly menyatakan ia sebelumnya bekerja di perusahaan bernama Hazan Imports di seberang Empire State.
Entah karena sebab apa, dia kembali mendatangi tempat kerjanya dan mulai menembaki orang-orang. Mantan rekan kerjanya yang berusia 41 tahun tewas ditembak di bagian kepala dengan postol kaliber 45.
Walikota New York, Michael Bloomberg, menyatakan Johnson tewas "mungkin oleh peluru petugas kepolisian yang berusaha menghentikan aksinya". Selain pelaku, katanya, hanya satu orang korban yang tewas di lokasi kejadian. Sembilan orang yang terluka kini dirawat di rumah sakit.
Johnson mulai melepaskan tembakan dengan pistol kaliber 45 sekitar pukul 09.00 pagi di 10 West 33rd Street, kata polisi. Seorang pekerja konstruksi yang mengetahui aksi Johnson kemudian melaporkannya pada polisi terdekat. Menurut Ray Kelly, Johnson tewas dalam baku tembak dengan polisi.
"Ini adalah tragedi yang mengerikan," kata Bloomberg dalam konferensi pers. "Kita tidak kebal terhadap masalah kekerasan senjata."
FOX NEWS | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya