TEMPO.CO , Denver- James Holmes, terdakwa kasus penembakan masal saat pemutaran perdana film Batman, The Dak Knight Rises, di Denver, Colorado, Amerika Serikat, pernah menjadi mahasiswa sempurna. Holmes mempunyai kesan yang baik sehingga dia mendapatkan rekomendasi bagus agar bisa diterima program ilmu syaraf kompetitif di Universitas Illinois.
Dalam surat rekomendasi itu menyebutkan, James Holmes cerdas dan dewasa. Dalam materi permohonan Holmes digambarkan sebagai siswa yang memiliki ketertarikan kuat pada ilmu kognitif.
"Dia berperan aktif dalam pendidikannya, dan memiliki kecerdasan dan kematangan emosional di dalam kelas," salah satu bunyi rekomendasi itu. "James menerima evaluasi sangat baik dari para profesor dan mahasiswa pasca sarjana yang siap bekerja dan dibimbing."
Surat dan semua dokumen dari universitas yang berhubungan dengan Holmes diberikan pada The Associated Press pada Jumat, 10 Agustus 2012, setelah meminta arsipnya. The News-Gazette di Champaign, Illinois, yang pertama kali mendapatkan dokumen itu.
Holmes telah menerapkan program yang sangat selektif di Illinos tahun lalu. Sekolah membiayai transportasi, dan menawari gaji US$ 22.600 per tahun dan kuliah gratis. Setidaknya, ada dua peneliti bersaing agar Holmes mau bergabung di laboratorium mereka.
"Kualitas pribadi dan profesional Anda benar-benar luar biasa dan Anda akan sangat baik dan cocok untuk program kami," bunyi surat penerimaannya.
Namun, Holmes yang digambarkan sebagai murid yang sempurna itu sangat kontras saat mengikuti persidangan. Saat menjalani sidang, Holmes, 24, tampak linglung. Rambutnya dicat orange. Tatapan matanya lurus ke depan. Menurut pengacaranya, dia menderita penyakit mental.
Holmes dituduh membunuh 12 orang dan menyebabkan 58 orang terluka dalam penembakan masal saat pemutaran The Dark Knight Rises.
Hakim telah menutup informasi dari dokumen sekolahnya. Pengadilan mengeluarkan perintah agar Universitas Colorado tidak membuka dokumen sekolahnya yang berhubungan dengan Holmes. Dia tercatat mengikuti program ilmu syaraf sekolah Denver, tapi dia keluar pada Juni tanpa memberikan alasannya.
Permohonannya ke sekolah Illinoies menunjukkan dia berkomitmen mengejar karir sebagai ahli syaraf kognitif.
"Meneliti pembelajaran dan ingatan menjadi ketertarikan saya sebab ada proses kognitif yang memungkinkan untuk memperoleh informasi dan menguasainya," dia menuliskan dalam pernyataan pribadinya. "Itulah yang inti yang membedakan kita sebagai manusia."
Surat rekomendasi mengatakan dia berada di urutan teratas satu persen dari kelas terhormat, lulus dengan nilai rata-rata komulatif 3,949. Surat lain menyebutkan dia sebagai "pemimpin grup yang sangat efektif" pada tugas.
AP | RINA WIDIASTUTI
Berita terkait:
Begini Kisah Pelaku Penembakan Massal Colorado
Polisi Tahan Pengikut The Joker Colorado
Pelaku Teror Batman Terancam Hukuman Mati
Pelaku Penembakan Colorado Mahasiswa Drop Out
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya