AS Mati-matian Atasi Dampak Kekeringan

Reporter

Editor

Kamis, 26 Juli 2012 23:14 WIB

Tanaman jagung gagal panen akibat kekeringan di Amerika Serikat.

TEMPO.CO , Washington - Cuaca panas di Amerika Serikat menyebabkan kekeringan meluas di berbagai negara bagian. Lebih dari setengah wilayah AS sekarang dalam beberapa tahap menuju kekeringan terburuk.

Negara ini dikabarkan mati-matian mengatasi dampak kekeringan itu. "Kerugian akibat kekeringan tahun ini akan melampaui angka US$ 12 miliar," kata ahli meteorologi Steve Bowen dari Aon Benfield, sebuah perusahaan reasuransi global.

Dampak terparah, kekeringan menyebabkan lahan pertanian mengering dan ancaman gagal panen. Departemen Pertanian mengatakan Rabu, bahwa harga pangan tahun depan bisa naik 3 sampai 4 persen dan harga daging sapi diperkirakan akan melonjak ke tingkat tertinggi yang belum pernah terjadi selama ini, yaitu antara 4% -5%.

Menurut situs otoritas federal, sekitar 64 persen wilayah AS kini berjalan menuju kondisi kekeringan.

"Saat ini, sulit untuk mengatakan apakah kita akhirnya mencapai tingkat kerugian akibat kerugian tahun 1988 sebesar U$ 40 miliar dan 1980 sebesar US$ 20 miliar, mengingat bahwa industri pertanian belum sepenuhnya menilai sejauh mana total kerugian mereka," kata Bowen.

Jika disesuaikan dengan inflasi 2012, Bowen mengatakan, kerugian tersebut akan mencapai US$ 78 miliar dan US$ 56 miliar jika mendasarkan pada data National Climatic Data Center. "Jika intensitas kekeringan tahun ini berkepanjangan sepanjang sisa musim panas, mungkin dampaknya bakal lebih buruk dari tahun 1980," katanya.

Joseph Glauber, kepala ekonom untuk USDA, mengatakan departemennya belum memiliki gambaran yang jelas tentang berapa banyak kerusakan tanaman sampai Agustus. Namun ia menyatakan klaim asuransi untuk petani akibat gagal panen akan sangat tinggi. "Angkanya bakal mencapai di atas angka US 10,8 miliar," katanya.

Paul Walker, ahli meteorologi senior untuk AccuWeather, mengatakan yang paling terpukul adalah petani jagung. "Hujan tidak akan membantu karena terlalu terlambat untuk musim tanam tahun ini," katanya.

Sedang Richard Volpe, ekonom USDA menyatakan dampak kekeringan terhadap pasokan pangan baru bisa dilihat dampaknya tahun depan. "Pada 2013, sebagai akibat dari kekeringan ini, kita melihat dengan pasti pada inflasi harga dan itu artinya konsumen yang pasti akan merasakannya," ujarnya.

Saat ini saja, kenaikan harga pangan di AS mulai naik dari 2,5 persen menjadi 3,5 persen. "Tahun depan dipastikan akan meningkat lagi," kata Volpe.

USA TODAY | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya