Pelaku Penembakan di Afganistan Ogah Perang

Reporter

Editor

Jumat, 16 Maret 2012 20:06 WIB

John Henry Browne

TEMPO.CO , Kuwait - Meski identitasnya dirahasiakan, latar belakang prajurit Amerika Serikat pelaku penembakan di Afganistan mulai terkuak. Pengacaranya, John Henry Browne, menyatakan ayah dua anak berusia 38 tahun yang berasal dari Joint Base Lewis-McChord di Washington ini dalam kondisi stress. Walau sempat dikabarkan rumah tangganya bermasalah, namun yang sebenarnya adalah dia enggan ditempatkan di garis depan.

"Dia sudah dua kali cedera di Irak dan dia enggan ditugaskan untuk keempat kalinya di garis depan," katanya.

Ia diketahui habis menenggak alkohol sebelum berjalan 500 meter dari markasnya di di provinsi Kandahar, Afganistan selatan, dan menembak mati 16 warga desa. Browne mengatakan tentara itu sangat marah karena seorang tentara di unit mereka terluka akibat bom.

Dia, kata Browne, pernah menderita trauma kepala dari sebuah bom pinggir jalan di Irak dan cedera lain di kakinya. Namun sang pengacara enggan mengkonfirmasi apakah prajurit berpangkat sersan itu memiliki masalah kesehatan mental.


Ia menyebut, problem rumah tangga sebagai pemicu tindakannya adalah "omong kosong". "Dia salah satu dari anak-anak kita, maka perlakukan dia secara wajar," ujarnya.

Prajurit itu, yang berasal dari Midwest, ditempatkan Desember lalu pada Stryker Brigade III. Mulai 1 Februari ia terlibat dalam operasi stabilitas desa.

Pengacaranya menggambarkan dia sebagai prajurit yang berdedikasi dan pernah dinominasikan untuk sebuah penghargaan Bronze Star. Dia hanya khawatir akan ditugaskan untuk keempat kalinya, dan sama sekali tidak memusuhi kaum Muslim.

Angkatan Darat telah menolak menyebutkan nama sersan itu. Dia diharapkan segera diterbangkan ke AS setelah proses diplomatik di Kuwait.

Istri sersan itu dan dua anaknya, berusia tiga dan empat tahun, dipindahkan dari rumah mereka ke Pangkalan Bersama Lewis McChord di Washington untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan. Jika terbukti bersalah, tentara itu bisa menghadapi hukuman mati berdasarkan hukum militer AS.


TRIP B | TELEGRAPH

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya