Remaja Inggris Diam-diam Ikut Program KB

Reporter

Editor

Selasa, 14 Februari 2012 07:16 WIB

Pemasangan alat kontrasepsi implan (ilustrasi)

TEMPO.CO , London - Cara mencegah kehamilan dengan memasang semacam susuk (implan) di lengan jamak dilakukan kaum ibu. Namun di Inggris, sebanyak 4.900 wanita di bawah usia dewasa mengenakannya. Angka ini naik enam kali lipat dari lima tahun sebelumnya.

Dalam survei terbaru, bahkan terungkap ada bocah 13 tahun yang juga memasang implan di lengannya. Ia memasangnya tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Pemasangan implan dilakukan oleh petugas kesehatan. Mereka secara rutin mengunjungi sekolah dalam program pengurangan kehamilan tak diinginkan di kalangan siswa sekolah Inggris.

Meskipun pemerintah Inggris mengklaim tidak tahu berapa banyak pemerintah daerah yang menjalankan skema yang sama, angka resmi menunjukkan dua kali lebih banyak gadis di bawah umur yang kini mengenakan kontrasepsi implan ketimbang suntik.

Menurut Pusat Informasi Departemen Kesehatan Inggris, 7.400 perempuan berusia 15 atau di bawahnya telah ber-KB tahun lalu, naik dari 2.900 pada 2005/2006. Ini termasuk 2.500 yang biasa ber-KB dengan suntikan.

Persatuan orang tua siswa marah dan menuduh sekolah mengkhianati kepercayaan mereka dan menyatakan skema ini adalah sebuah serangan terhadap otoritas mereka.

Seorang ibu dari siswi 13 tahun yang juga dipasangi implan tanpa sepengetahuannya, mengatakan skema itu adalah 'salah secara moral'. "Saya merasa sangat marah tentang ini," ucapnya.

Christine Hudson, wanita itu, mengaku setuju mengajarkan remaja tentang kesehatan seksual dan kontrasepsi sangat penting. "Tapi memasang alat kontrasepsi di tubuhnya adalah langkah yang terlalu jauh."

Seorang siswi yang diberi implan tanpa sepengetahuan ibunya mengatakan ia diminta untuk ber-KB padahal dia masih perawan. "Tapi ini sangat membantu saya karena jika saya dengan pacar saya merasa seperti berhubungan intim, saya memiliki ketenangan pikiran mengetahui bahwa saya akan baik-baik saja," ujarnya.

Profesor Anna Glasier, dari Departemen Ilmu Reproduksi dan Perkembangan di Edinburgh University, mengatakan orang tua tak perlu reaktif dengan program ini. "Jika saya punya anak 13 tahun yang aktif secara seksual, saya akan jauh lebih bahagia dia memakai implan daripada tidak memakai apapun," katanya.

Susan Trigger, kepala sekolah dari Bitterne Park School, salah satu dari sembilan sekolah menengah di Southampton, yang menjalankan skema tersebut, mengatakan itu adalah 'layanan yang sangat populer'. "Pendekatan kami terbuka dan jujur dan ini berhasil menekan angka kehamilan remaja menjadi nol," katanya.


***

Berita terkait

Polisi Bongkar Praktik Aborsi Ilegal di Bekasi, Pelaku Cuma Tenaga Kebersihan

10 Februari 2021

Polisi Bongkar Praktik Aborsi Ilegal di Bekasi, Pelaku Cuma Tenaga Kebersihan

Dalam menjalankan praktik aborsi ilegal ini, pasangan suami istri tersebut memasang tarif Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

RS Tanggapi Sanksi Pencabutan Izin jika Lakukan Aborsi Ilegal

6 Februari 2021

RS Tanggapi Sanksi Pencabutan Izin jika Lakukan Aborsi Ilegal

Dalam RPP tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan pasal 42 disebutkan aborsi ilegal salah satu yang dapat membuat izin rumah sakit dicabut.

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Menolak Aturan Aborsi di Polandia Masuk Hari Ketiga

30 Januari 2021

Unjuk Rasa Menolak Aturan Aborsi di Polandia Masuk Hari Ketiga

Unjuk rasa di Polandia menolak aturan pembatasan aborsi di Polandia masuk hari ketiga.

Baca Selengkapnya

Polandia Melarang Aborsi Janin Cacat

28 Januari 2021

Polandia Melarang Aborsi Janin Cacat

Lewat aturan baru, melakukan aborsi karena janin cacat sekarang tidak diperbolehkan lagi di Polandia.

Baca Selengkapnya

Sah, Argentina Legalkan Aborsi

31 Desember 2020

Sah, Argentina Legalkan Aborsi

Legalisasi aborsi ini dinilai memberikan kemenangan bagi aktivis perempuan meski ada keberatan dari Gereja Katolik.

Baca Selengkapnya

Argentina Selangkah Lagi Legalkan Aborsi

12 Desember 2020

Argentina Selangkah Lagi Legalkan Aborsi

Majelis Rendah Argentina resmi menyetujui rancangan undang-undang (RUU) tentang legalisasi aborsi. RUU ini selanjutnya akan dibahas di tingkat senat

Baca Selengkapnya

Tiga Hari Dirawat di RS Polri, Tersangka Kasus Aborsi Dokter Sarsanto Meninggal

30 September 2020

Tiga Hari Dirawat di RS Polri, Tersangka Kasus Aborsi Dokter Sarsanto Meninggal

Klinik aborsi dokter Sarsanto beroperasi sejak Januari 2019. Menurut catatan polisi, hingga 10 April 2020 klinik itu telah menggugurkan 2.638 janin.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Calo Gaet Pasien Aborsi dan Keruk Keuntungan

27 September 2020

Cara Kerja Calo Gaet Pasien Aborsi dan Keruk Keuntungan

Tingginya keuntungan yang diperoleh ini membuat para calo berusaha semaksimal mungkin mempromosikan klinik aborsi.

Baca Selengkapnya

Bisnis Aborsi Ilegal Makin Menggurita, Polda Metro Jaya: Kami Akan Bongkar

26 September 2020

Bisnis Aborsi Ilegal Makin Menggurita, Polda Metro Jaya: Kami Akan Bongkar

Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan bisnis aborsi ilegal saat ini sudah makin menggurita.

Baca Selengkapnya

Polisi: Proses Aborsi di Klinik Percetakan Negara Hanya Lima Menit

25 September 2020

Polisi: Proses Aborsi di Klinik Percetakan Negara Hanya Lima Menit

Polisi mengatakan proses aborsi di Klinik Aborsi Ilegal di Percetakan Negara III, Senen, Jakarta Pusat sangat singkat.

Baca Selengkapnya