Foto-foto 'Gila' Hitler Beredar  

Reporter

Editor

Jumat, 10 Februari 2012 08:46 WIB

avaxnews.com

TEMPO.CO , Berlin - Di balik garangnya Hitler saat berpidato, pemimpin Nazi ini ternyata bisa berpose kocak saat difoto. Belakangan foto-foto tak biasa koleksi sang fotografer, Heinrich Hoffman, dipamerkan.

Sembilan foto diambil oleh Heinrich Hoffmann, sahabat Hitler. Terlihat dalam foto itu, sang Fuhrer bergaya bak tengah melakukan monolog, dengan berbagai ekspresi aneh dan gerakan tangan. Gambar-gambar yang diambil pada akhir 1920, menunjukkan Hitler berpura-pura tampil di depan khalayak. Ia mengangkat kepalan tangan, membuka telapak tangannya seolah-olah memohon hadirin berdiri dan mengerutkan kening dengan marah.

Pada gambar lain dia berada di sebuah kamp, mengenakan baju berlogo Nazi dengan celana selutut dan berpose bak anak muda, dengan bersandar ke pohon. Dalam foto itu dia menatap serius pada kamera mengenakan topi SA - yang tidak pernah dipakainya lagi setelah melihat gambar-gambar konyol itu. SA - atau Sturmabteilung - adalah pasukan khusus yang kemudian menjadi bayangan SS.

Hitler melarang publikasi foto-foto itu karena dianggap "kurang menghormati diri sendiri". Bertahun-tahun foto itu disimpan di studio Hoffmann hingga pria itu ditahan setelah perang usai.

Foto-foto, yang tidak pernah dimaksudkan untuk dipertontonkan itu, selamat dari kecamuk kebencian pada Nazi. Sebagian telah diterbitkan bersama berbagai potret Hitler, dari muka dingin hingga gaya 'gokil' itu.

Beberapa foto, diakui Hoffman, telah hilang. Namun ia sempat memajang beberapa dalam memoarnya, Hitler Was My Friend, yang terbit pada 1950 dan kini sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Heinrich Hoffmann adalah pria yang memperkenalkan Hitler dengan Eva Braun, asistennya di studio. Ia selamat dari perang dan menghabiskan empat tahun di penjara karena dukungannya pada Nazi. Dia meninggal pada 1957, saat berusia 72 tahun.

Roger Moorhouse, seorang sejarawan yang menulis pengantar untuk buku Hoffman cetakan terbaru, mengatakan, "Sangat masuk akal bahwa ia melakukan hal ini (melarang beredarnya foto). Dalam gambar ini Hitler hampir sama seperti badut, sementara dia memiliki banyak kharisma dan pidato-pidatonya membuat orang sangat percaya dia akan memimpin mereka kembali menuju keagungan," katanya.

Menurut dia, foto-foto ini memberikan pemahaman penting tentang bagaimana Hitler berlatih. Dia bak pemain sandiwara yang berlatih gerakan untuk mendapatkan reaksi tertentu dari pendengarnya. "Dia bereksperimen dengan gambarnya dan meminta Hoffmann untuk mengambil fotonya, untuk dipelajari. Lalu ia melihat mereka dan berkata "tidak, yang ini terlihat konyol" atau "Aku tidak melakukan itu lagi"," ujarnya.

Bisa dimengerti, katanya, mengapa gambar itu tak boleh dipublikasikan. Karena gambar-gambar itu tak diniatkan untuk bergaya, namun untuk mempelajari bagaimana semestinya berbicara di depan khalayak. "Dia adalah seorang politikus yang sangat modern dengan cara itu. Dia khawatir tentang bagaimana ia terlihat di mata publik," kata Moorhouse.

TRIP B | DAILY MAIL

Berita lain:

Schwarzenegger dan Stallone Reuni di Rumah Sakit
Buruh Pabrik iPad, Tak Pernah Lihat iPad Utuh

Wisata Gunung Sadahurip Bisa Hidup dari Mitos Piramida

Jalan Menuju Gunung Sadahurip Segera Dibangun

Pertumbuhan Printer Laser Salip Tinta

Sony Siap Luncurkan Ponsel Cerdas "Sola"






Advertising
Advertising

Berita terkait

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .

Baca Selengkapnya

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.

Baca Selengkapnya

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.

Baca Selengkapnya

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.

Baca Selengkapnya

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.

Baca Selengkapnya