TEMPO.CO , Washington - Amerika Serikat telah menahan dan menuntut ilmuwan semikonduktor Iran dengan tuduhan melanggar undang-undang ekspor Amerika Serikat karena membeli peralatan laboratorium berteknologi tinggi. Penahanan itu diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.
Catatan penjara menunjukkan Amerika menahan Seyed Mojtaba Atarodi, 54 tahun, di penjara federal di Dublin, di luar Kota San Francisco, California. Atoradi adalah pakar mikrocip dan asisten dosen di universitas prestisius di Teheran, Sharif University of Technology.
Atoradi hadir dalam sidang pemeriksaan di pengadilan distrik San Francisco, Kamis, 26 Januari 2012. Ia hadir mengenakan pakaian penerjun berwarna hijau dan dengan sopan mengangguk kepada pengacaranya. Sebelum pemeriksaan dimulai, hakim menutup ruang sidang dan hanya mengizinkan pengacara dan keluarga Atoradi tinggal di dalam ruang sidang. Dia ditahan sejak 7 Desember lalu setelah turun dari pesawat di Los Angeles.
Mengikuti pemeriksaan selama 10 menit, keluarganya mengatakan Atoradi akan dibebaskan dengan alasan kesehatan. Atoradi pernah dua kali mendapat serangan jantung dan sekali stroke. Dia telah menjalani dua operasi jantung dalam 14 bulan terakhir.
Wakil jaksa Philip Kearney menolak memberikan komentar. Demikian pula dengan pejabat penegak hukum Amerika yang menangani kasus itu. Menurut catatan, kasus tersebut telah ditutup.
Atoradi adalah penulis lusinan makalah ilmiah tentang teknologi mikrocip dan secara eksplisit tidak berhubungan dengan pekerjaan militer. Para pejabat Amerika mengincar tersangka pelanggar pengawasan ekspor yang berhubungan dengan teknologi dua fungsi, yang bisa diaplikasikan untuk militer ataupun sipil.
Juru bicara universitas mengatakan Atoradi hanya melakukan riset untuk keperluan sipil. “Dia hanya seorang dosen dan berusaha membeli beberapa peralatan untuk labnya. Peralatan itu sangat sederhana, yang setiap orang bisa membelinya,” kata dia.
Pengacara Atarodi, Matthew David Kohn, mengatakan kliennya diperlakukan dengan baik selama dalam tahanan dan petugas penjara sangat memperhatikan kesehatannya. Dia mengatakan jaksa “dengan teliti” membangun kasusnya melawan Atoradi, yang datang ke Los Angeles mencari perawatan dari kardiolog kakaknya.
AP | SAPTO YUNUS
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya