Amerika Buru Program Nuklir Iran

Reporter

Editor

Kamis, 26 Januari 2012 03:42 WIB

Presiden AS Barack Obama berpidato dalam sebuah kampanye di Apollo Theater, New York, AS (19/1). REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, WASHINGTON:-- Amerika Serikat tetap memburu program nuklir Iran. Hal itu ditegaskan Presiden Barack Obama kemarin saat memperingatkan Iran bahwa Amerika akan menekan program yang disengketakan itu dengan "tak membuang opsi-opsi di atas meja". Tapi, dikatakan, pintu masih terbuka untuk perundingan buat suatu resolusi damai.

Dalam arahan pidato kenegaraan di depan Kongres, di Washington, DC, Obama mengatakan Teheran sudah terisolasi dan menghadapi sanksi-sanksi "keras" yang akan berlanjut sejauh Republik Islam itu tetap memunggungi komunitas internasional.

"Amerika bertekad mencegah Iran untuk mendapatkan sebuah senjata nuklir, dan saya tidak akan mengenyahkan opsi-opsi di atas meja untuk mencapai tujuan tersebut. Tapi suatu resolusi damai atas masalah ini masih mungkin, dan jauh lebih baik. Jika Iran mengubah kebijakan dan memenuhi kewajibannya, hal itu dapat menyatukan komunitas bangsa-bangsa," ucap dia.

Setelah menjabat pada 2009, Obama pecah kongsi dengan pendahulunya, George W. Bush, dari Partai Republik dan menawarkan satu "ranting zaitun" kepada Iran. Ia mengatakan ingin menjalani sebuah awal baru bersama negara yang dicap Bush sebagai bagian dari "poros setan" itu.

Namun tawaran negosiasi itu tidak menjadi hasil, dan ketegangan terus meningkat akibat program nuklir Iran. Teheran menyatakan program itu dibuat untuk keperluan energi dan negara-negara Barat yang takut dimaksudkan untuk membangun senjata nuklir. Program nuklir tersebut juga merupakan perhatian utama bagi Israel, yang tidak menepis suatu serangan unilateral terhadap situs-situs nuklir Iran.

Dari Teheran, seorang legislator senior Iran kemarin mengecam Barat karena mengembargo ekspor minyak Iran. Dia juga menyerukan pemerintah mengadopsi langkah-langkah pembalasan. Hal itu disampaikan anggota parlemen Komisi Kebijakan Asing dan Keamanan Nasional, Parviz Sorouri.

Dia menambahkan, Iran harus memfasilitasi hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara lain, serta mengadopsi langkah pembalasan terhadap negara yang berperan dalam upaya anti-Iran.

Sorouri juga mengecam embargo minyak oleh Uni Eropa (EU) sebagai "perang psikologis". Pernyataan keras itu dilontarkan setelah Uni Eropa menggelar pertemuan tinggi pada Senin lalu, yang hasilnya pemberlakuan embargo impor minyak dari Iran.

Selasa lalu, Teheran memanggil Duta Besar Denmark di Teheran untuk memprotes keputusan Uni Eropa tersebut. Itu dilakukan karena Denmark saat ini mendapat giliran memegang kepresidenan Uni Eropa. "Ada kekuatan-kekuatan di EU yang sengaja menciptakan ketegangan dalam hubungan dengan Republik Islam Iran seiring dengan kebijakan-kebijakan Amerika Serikat dan mengadopsi pendekatan yang menyakitkan," ujar Deputi Menteri Luar Negeri Iran Ali Asqar Khaji dalam pertemuan tersebut.

Reuters | Fars News Agency | CNN | Dwi Arjanto

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya