TEMPO Interaktif, KAIRO - Pemimpin militer Kairo di bawah tekanan dunia internasional untuk menjelaskan tewasnya lebih dari 20 pemrotes dari Kristen Koptik dalam bentrokan dengan aparat pada Ahad lalu. "Kami harap pemerintah Mesir menjamin kebebasan penduduk untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing," kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Seorang pemrotes, yang mengaku bernama Mariam, mengatakan bentrokan itu bukan dipicu oleh soal sektarian seperti yang digembar-gemborkan selama ini. "Ini bukan soal muslim dan nasrani," ujar Mariam. "Kejadian ini semata karena militer berusaha menyulut konflik demi kepentingan mereka. Semua orang tahu ini."
Maklum saja, keributan antarsekte ini terjadi tatkala warga menuduh sejumlah jenderal yang kini memimpin pemerintahan sementara pasca-jatuhnya Hosni Mubarak tak bersungguh-sungguh melakukan transisi demokrasi. Karena itu, Dewan Militer yang berkuasa di Mesir telah meminta pemerintah agar menyelidiki pembunuhan di Kairo tersebut.
Kabinet Mesir, yang diangkat oleh Dewan Militer, mengadakan rapat darurat pada Senin lalu. Selepas rapat, Perdana Menteri Essam Sharaf menuding pertikaian itu dilakukan oleh "tangan-tangan tersembunyi" orang-orang di dalam dan luar negeri yang bersekongkol, tapi ia tidak memerincinya. "Alih-alih melangkah maju, kita malah sibuk dengan stabilitas," ujarnya.
Adapun gerakan perlawanan Libanon, Hizbullah, menuduh Amerika Serikat mendalangi gelombang baru kekerasan sektarian di Mesir. Hizbullah mengatakan dalam satu pernyataan bahwa bentrokan itu bagian dari proyek Amerika Serikat untuk membagi Timur Tengah berdasarkan perbedaan agama dan ras.
"Mesir sebaiknya waspada dan berusaha menyelesaikan masalah lewat perundingan," demikian dilansir Hizbullah. Kemarin ribuan warga Kristen Koptik Mesir menghadiri sebuah penguburan massal dari pemrotes Kristen yang tewas dalam bentrokan di jalan dengan pasukan keamanan Mesir itu.
Pelayat memadati Gereja Katedral Abbasiya di Kairo untuk mengikuti misa yang dipimpin oleh Paus Ortodoks Koptik Shenouda. Ia menyerukan kepada warga Kristen agar mulai berpuasa tiga hari dan berdoa bagi pemulihan perdamaian. Gereja Koptik menyatakan bahwa komunitas minoritas di Mesir mengalami berbagai masalah dan pelakunya masih bebas.
Paling sedikit 25 orang tewas dalam bentrokan itu--saluran televisi Al-Arabiya menyebut jumlah korban tewas 36 orang dan luka-luka 320 orang. Kekerasan dimulai setelah lebih dari 1.000 warga Kristen berjalan menuju bangunan televisi pemerintah di Kairo guna memprotes serangan baru-baru ini oleh islamis radikal terhadap sebuah gereja di selatan negara itu.
| AP | TELEGRAPH | HUFFPOST | REUTERS | ANDREE PRIYANTO