Amerika Cemaskan Krisis Mesir-Turki Vs Israel

Reporter

Editor

Rabu, 14 September 2011 06:30 WIB

AP/Amr Nabil

TEMPO Interaktif, KAIRO - Lagi-lagi Turki "menyemprot" Israel. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa 13 September 2011 mengatakan Israel tidak "sepenuhnya memahami realitas perubahan yang terjadi di dunia Arab".

"Israel bahkan menolak mendengar suara di Barat, yang menyadari realitas perubahan di wilayah ini dan menyeru agar meminta maaf kepada Turki untuk apa yang telah dilakukan terhadap anak-anak (Turki) yang tewas," katanya. Erdogan mempertanyakan hal itu dalam sebuah wawancara harian Al-Shorouk di Mesir.

Pernyataan keras itu dikemukakannya di sela pertemuan tingkat tinggi para menteri luar negeri Liga Arab di Kairo, Mesir. Turki sudah mengurangi perwakilan diplomatik kedua negara dan membekukan kerja sama militer mulai pekan lalu. Hubungan kedua negara memang tengah memburuk.

Dari Washington, Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Barack Obama mengawasi dengan hati-hati retaknya hubungan di antara negara-negara sekutunya: Israel, Mesir, dan Turki. Pasalnya, hal itu mengancam stabilitas Timur Tengah dan tujuan-tujuan Amerika di wilayah tersebut.

Krisis hubungan antara negara Yahudi tersebut dan dua negara muslim telah menjadi suatu benteng keamanan dan diplomatik terhadap persiapan Palestina memburu pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa bulan ini.

Tindakan PBB, di mana Amerika berjuang tanpa sukses, tampaknya lebih jauh menyulitkan upaya-upaya damai, meninggalkan Israel, bahkan lebih terisolasi dan mendorong Amerika ke posisi yang tidak nyaman.

Suatu kebingungan kontak telepon akhir pekan di antara Presiden Obama serta penasihat top keamanan nasionalnya dengan pejabat Israel, Mesir, dan rekan-rekan kawasannya atas insiden serangan pada Jumat malam pekan lalu oleh pendemo terhadap kedutaan Israel di Kairo menjadi perhatian besar Washington.

Serangan itu bisa membahayakan perjanjian perdamaian Mesir-Israel, yang telah menjadi landasan stabilitas Timur Tengah selama tiga dekade.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ahad lalu, mengatakan serangan di Kairo setelah demonstrasi damai menuntut adanya reformasi itu merupakan serangan "poros perdamaian" dengan Mesir. Dia menambahkan, mereka yang menurunkan bendera Israel di luar kedutaan adalah "antiperdamaian".

Dalam sebuah sidang kabinet mingguan di Yerusalem, Netanyahu memuji elemen-elemen moderat di Mesir yang memiliki banyak kepentingan dalam promosi dan pemeliharaan hubungan damai dengan Israel. "Kedutaan Israel di Kairo adalah poros perdamaian kami," ucap Netanyahu.

Reuters | AP| Al Jazeera | Ynetnews | Haaretz | The Journal Gazette | Dwi Arjanto

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

4 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

10 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

11 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

11 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

12 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya