Mesir Berlakukan Situasi Darurat

Reporter

Editor

Senin, 12 September 2011 05:33 WIB

AP/Amr Nabil

TEMPO Interaktif, Kairo - Pemerintah Mesir memberlakukan Undang-Undang Keadaan Darurat dan bersumpah akan mengadili pelaku di balik aksi kerusuhan di Kedutaan Israel yang menewaskan tiga warga Mesir dan 1.049 orang terluka pada Jumat lalu itu.

Kerusuhan yang memporak-porandakan Kedutaan Besar Israel membuat Duta Besar Israel untuk Mesir, Yitzhak Levanon, dan keluarganya serta beberapa staf ketakutan dan terbang ke negaranya.


Menteri Kehakiman Mesir Abdel Aziz el-Guindy, melalui televisi pemerintah, kemarin mengatakan pemerintah telah memutuskan menerapkan Undang-Undang Keadaan Darurat secara tegas dan pengadilan segera digelar.

Pernyataan dari kantor Kementerian Informasi Mesir menyebutkan, beberapa anggota kabinet kunci mengadakan pertemuan dengan Mohammed Hussein Tantawi, pemimpin Dewan Militer setelah Hosni Mubarak lengser dari jabatannya sebagai Presiden Mesir pada 11 Februari lalu.

Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf meminta Ketua Dewan Militer tersebut agar mengundurkan diri. Namun Dewan Militer menolaknya.


Saat aksi protes berlangsung di jalanan di Ibu Kota Kairo, para demonstran mendesak tentara agar mengakhiri Undang-Undang Keadaan Darurat dan mempercepat reformasi politik. "Harga diri kami telah dipulihkan," kata Mohi Alaa, 24 tahun, seorang demonstran. "Kami tidak menginginkan uang milik Amerika," dia menegaskan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, meski kerusuhan ini terjadi, Israel tetap memelihara perdamaian dengan Mesir yang disepakati pada 1979.

"Kami akan bekerja sama dengan pemerintah Mesir untuk mengembalikan duta besar kami (Yitzhak Levanon) ke Kairo segera," kata Netanyahu. "Saya yakin bahwa kebutuhan akan pengaturan keamanan bagi dirinya dan staf kami akan diberlakukan dengan tegas," ujarnya.

Menteri Informasi Mesir Osama Heikel berjanji akan memberikan perlindungan ekstraketat di kompleks kedutaan di bawah Undang-Undang Keadaan Darurat.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta Mesir menghormati perjanjian internasional dan melindungi misi Israel. Obama mengatakan kepada Netanyahu, Washington sedang mengambil langkah untuk mengatasi situasi tersebut.

Harian Al-Ahram melaporkan, sudah ada 38 orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan ke Kedutaan Israel yang diamankan oleh aparat Mesir.

Amarah para pendemo terhadap Israel sudah terjadi sejak sebulan lalu. Mereka menurunkan bendera Israel dan menggantinya dengan bendera Mesir. Aksi demo terus terjadi, tapi baru Jumat lalu demo berujung pada aksi kekerasan.

REUTERS | HAARETZ | MARIA RITA

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya