Serangan Udara NATO di Afganistan Membunuh 21 Penduduk Sipil  

Reporter

Editor

Senin, 22 Februari 2010 16:54 WIB

AP Photo
TEMPO Interaktif, Kabul - Setelah memakan korban warga sipil di Marjah akibat serangan membabi buta, kini serbuan udara NATO di selatan Afganistan terulang lagi membunuh sedikitnya 21 penduduk sipil. Insiden ini menambah jumlah korban sipil yang menjadi masalah sensitif di negerinya. Hal itu dikatakan Menteri Dalam Negeri Afganistan, Senin waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan, NATO membenarkan sejumlah pesawat tempurnya dibantu pasukan patroli Afganistan, Ahad, melakukan pemboman di sebelah selatan Provinsi Uruzgan. Namun menolak kalau serangan tersebut melukai kaum perempuan dan anak-anak. NATO tak menyebutkan, bagaimana orang-orang sipil tersebut tewas. Untuk menyelidiki masalah tersebut, pemerintah Afganistan dan NATO membentuk tim investigasi.

Menurut juru bicara Menteri Dalam Negeri Zemeri Bashary, sejumlah pesawat tempur NATO, Senin pagi, menghantam tiga minibus yang sedang melakukan perjalanan di jalan utama tak jauh dari perbatasan Uruzgan dengan Provinsi Day Kundi. Dalam kendaraan tersebut terdapat 42 penumpang, "Semuanya sipil," ujar Bashary.

Sejumlah anggota tim investigasi Afgnanistan, tambah Bashary, kini berada di tempat kejadian perkara. Mereka mengumpulkan 21 tubuh korban dan mencari bagian badan dua orang yang hilang. "14 lainnya terluka," tambahnya.

"Kami sangat berduka atas hilangnya nyawa orang-orang tak berdosa," kata Komanda NATO Jenderal Stanley McChrystal. "Saya telah memberikan arahan yang jelas kepada seluruh pasukan bahwa keberadaan kita di sini adalah untuk melindungi orang-orang Afghanistan. Namun secara tidak sengaja membunuh atau melukai warga sipil, hal ini akan menggerogoti kepercayaan dan keyakinan mereka atas misi yang kita jalankan. Kami terpaksa harus bekerja keras meraih kepercayaan itu." Untuk itu, menurut pernyataan NATO, Jenderal McChrystal meminta maaf kepada Presiden Hamid Karzai atas insiden Ahad.

Sebelumnya, Sabtu pekan lalu, Presiden Karzai menegur pasukan NATO karena tidak cukup bukti melindungi warga sipil. Pada pidato pembukaan sidang Parlemen Afganistan, Karzai meminta pasukan NATO bertindak ekstra hati-hati agar tidak jatuh korban sejak serbuan secara masif di selatan Marjah, kawasan yang dikuasai oleh Taliban. "Kami ingin tidak ada lagi korban sipil." ujarnya.

AP | CHOIRUL






Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya