Pertempuran Marjah Semakin Sengit, Korban Sipil Bertambah  

Reporter

Editor

Minggu, 21 Februari 2010 13:00 WIB

REUTERS

TEMPO Interaktif, Marjah, Afganistan - Marinir Amerika dan tentara Afganistan bergerak maju melalui ladang-ladang candu di Marjah pada hari Sabtu di bawah tembakan para pejuang Taliban yang menembak dari rumah-rumah warga.

Presiden Hamid Karzai mendesak NATO untuk berbuat lebih banyak melindungi warga sipil dalam operasi tempur untuk mengamankan Marjah, benteng Taliban di selatan, yang merupakan serangan terbesar dari perang delapan tahun itu.

Pasukan NATO berulang kali mengatakan mereka ingin mencegah korban sipil tetapi mengakui bahwa hal itu tidak selalu mungkin. Pada hari Sabtu, aliansi mengatakan tentara membunuh warga sipil di wilayah Marjah, yang membuat korban sipil dari operasi itu mencapai setidaknya 16 jiwa.

Berpidato di sesi pembukaan parlemen Afganistan di Kabul, Karzai mengangkat foto gadis 8 tahun yang kehilangan 12 kerabatnya dalam serangan roket NATO pada hari kedua serangan Marjah, yang dimulai 13 Februari.

Karzai mengatakan NATO telah mencapai kemajuan dalam mengurangi korban sipil dan berterima kasih kepada komandan puncak, Jenderal Stanley McChrystal, untuk "jujur kepada kami dalam serangan ini." Namun Karzai mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran.

"Kita perlu mencapai titik di mana tidak ada korban sipil," kata Karzai. "Upaya kami dan kritik kami akan terus sampai kita mencapai tujuan itu."

Operasi Marjah merupakan ujian utama terhadap strategi NATO yang menekankan perlindungan warga sipil saat menghadapi pejuang Taliban secepat mungkin. Ini juga merupakan operasi darat pertama sejak Presiden Barack Obama memerintahkan 30 ribu pasukan tambahan ke Afganistan untuk mengekang kebangkitan Taliban.

Setelah kota aman, NATO berencana untuk segera membangun pemerintahan sipil Afgan, memperbaiki layanan publik dan memberikan bantuan untuk membantu memenangkan loyalitas penduduk dan mencegah Taliban kembali.

Saat serangan memasuki minggu kedua, Marinir dan tentara Afganistan menghadapi berjam-jam seragan sporadis namun intensif dari penembak jitu. Pasukan berjongkok untuk berlindung di parit berlumpur, menembakkan senapan, senapan mesin, dan granat saat peluru Taliban mendesing.

Sebuah pernyataan NATO mengatakan pertempuran berkobar di timur laut dan barat kota, "tapi aktivitas pemberontak tidak terbatas pada daerah tersebut."

Dua belas tentara NATO tewas sejauh ini dalam serangan di provinsi Helmand, dan seorang pejabat Marinir senior mengatakan laporan intelijen menunjukkan lebih dari 120 pemberontak telah meninggal.

AP | EZ

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya