Amerika Gelar Operasi Terbesar di Afganistan, Marjah Diambil Alih

Reporter

Editor

Minggu, 14 Februari 2010 10:50 WIB

Anggota Perusahaan Fire Support 1, Royal Welsh mengambil gambar retina warga Afganistan pada operasi "Moshtarak" dekat Marjah, di provinsi Helmand Afghanistan, Minggu (14/2). AP Photo/Departemen Pertahanan, SSGT Mark Jones
TEMPO Interaktif, Kabul - Sebanyak 6.000 pasukan gabungan Amerika Serikat, Afganistan, dan Inggris melakukan operasi militer terbesar dalam beberapa tahun ini dan berhasil mengambil alih Marjah dari Taliban pada Sabtu (13/2) dengan pertempuran minimal.

Mereka sekarang menguasai sepenuhnya tempat-tempat strategis di dalam kota dan sudah memulai tahap pencarian pasukan Taliban dan senjata dari rumah ke rumah.

Pasukan gabungan itu datang ke Marjah, yang berbulan-bulan menjadi daerah yang masih dikuasai Taliban, pada Sabtu dini hari. Taliban tidak menggelar perlawanan besar-besaran, tapi hanya melakukan tembakan-tembakan sporadis saat pasukan itu masuk.

Seorang tentara Amerika dan seorang tentara Inggris tewas terkena peluru senjata ringan. Dari tentara Afganistan tak satupun yang tewas. Sedang dari pihak Taliban tidak dilaporkan berapa korban. Pihak Afganistan menyatakan tidak ada korban dari penduduk sipil.

Para komandan lapangan Amerika mengatakan target serangan pada hari pertama telah tercapai. Target itu adalah masuk kota, menguasai perempatan-perempatan jalan, mengambil alih gedung pemerintahan, dan menguasai salah satu pasar di pusat kota.

Juru bicara provinsi Helmand, tempat kota itu berada, Mohammed Dawood Ahmadi, mengatakan pihaknya telah membuat 11 pangkalan di Marjah dan kota sebelahnya, Nad Ali. "Kami sekarang menguasai seluruh titik strategis di area itu," katanya.

Dari pangkalan-pangkalan itu, tentara gabungan itu sudah mulai melakukan tahap yang berbahaya: mencari tentara Taliban dan senjata dari rumah ke rumah. Tahap ini bisa berlangsung setidaknya lima hari.

Dicemaskan Taliban meletakkan bom dan ranjau di jalanan, rumah, dan gang-gang sempit sehingga operasi dari rumah ke rumah itu menjadi sangat berbahaya.

Serangan ke Marjah dianggap penting. Wilayah dengan luas sekitar 120 kilometer persegi itu dipercaya sebagai kantong Taliban terbesar di Afganistan. Wilayah ini dipenuhi ladang-ladang, desa, dan saluran irigasi. Menurut Amerika, dipercaya wilayah ini juga banyak pabrik opium, narkotika yang menjadi sumber dana Taliban.

Berbeda dengan dugaan semula, pada operasi hari pertama ini pasukan gabungan tidak menghadapi perlawanan frontal. Pasukan Taliban agaknya lebih suka mundur ke luar kota daripada memberi perlawanan yang toh, akhirnya, kecil kemungkinan mereka bisa berhasil bertahan.

Puluhan, bahkan ratusan, tentara Taliban dilaporkan meninggalkan Marjah pada beberapa hari sebelum serangan besar ini dilakukan. Apalagi tentara Amerika, tidak seperti biasanya, telah mengumumkan terlebih dahulu bahwa mereka akan melakukan serangan besar-besaran untuk mengambil alih Marjah.

Pihak Amerika, Inggris, dan Afganistan memang tidak berniat menghabisi Taliban di Marjah, tapi hendak menjadikan kota itu sebagai salah satu kota yang diperintah langsung oleh pemerintah Afganistan seperti Kabul dan sejumlah kota lain. Itu sebabnya mereka mengumumkan terlebih dahulu bahwa mereka akan menyerang, tidak melakukan serangan mendadak.

"Tujuan kami pada operasi gabungan ini tidak untuk membunuh kelompok perlawanan," kata Abdul Rahim Wardak, Menteri Pertahanan Afganistan, di Kabul. "Tujuan utama kami adalah memperluas pengaruh pemerintahan dan melindungi warga sipil."

Itu sebabnya operasi di Marjah berbeda dengan sejumlah operasi militer Amerika yang lain. Di tempat lain-baik di Irak maupun di Aftanistan--operasi hanya dilakukan untuk mengambil alih suatu wilayah.

Tapi di Marjah, mereka tidak hanya mengambil alih wilayah tapi dengan cepat juga membentuk pemerintahan lokal yang kompeten. Mereka tidak ingin ada kegagalan sudah bersusah payah mengambil alih kota tapi kemudian Taliban bisa masuk kembali karena tidak ada pemerintahan yang kuat dan keamanan yang baik.

Itu sebabnya pasukan Amerika dan Afganistan mengatakan mereka segera mengirim birokrat dari wilayah lain ke Marjah agar pemerintahan sipil segera berjalan. Mereka juga akan segera mengirim 2.000 personel brigade mobil kepolisian Afganistan untuk memastikan Taliban tidak kembali lagi ke sana. Separuh anggota polisi ini akan tiba dalam beberapa jam ini.

Di beberapa wilayah kota, tentara Amerika dan Afganistan mulai melakukan pertemuan dengan warga kota. Mereka ingin mendapat sokongan moral dari penduduk kota.

NURKHOIRI/NYT

Berita terkait

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam

Baca Selengkapnya

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan

Baca Selengkapnya

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa

Baca Selengkapnya

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.

Baca Selengkapnya

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.

Baca Selengkapnya