Keluarga Memohon Pembebasan Tentara Amerika di Afganistan

Reporter

Editor

Minggu, 27 Desember 2009 08:21 WIB

TEMPO Interaktif, Kabul - Taliban hari Jumat merilis sebuah rekaman video tentang penangkapan seorang prajurit Amerika di Afganistan. Meski rekaman itu memperlihatkan tentara itu sehat, tapi tetap mengundang kritik tentang operasi militer AS.

Di Idaho, Keluarga prajurit Bowe Bergdahl pada Hari Natal memohon pembebasannya dan memintaya untuk "tetap kuat."

Bergdahl menghilang pada 30 Juni saat berada di Afganistan timur dan merupakan satu-satunya tentara Amerika yang diketahui ditawan. Taliban mengklaim penangkapannya dalam sebuah video yang dirilis pada pertengahan Juli. Video itu menunjukkan prajurit Idaho muda itu terlihat putus asa dan ketakutan. Keberadaannya tidak pernah diketahui hingga penayangan video hari Jumat itu, di mana ia tampak baik dan berbicara dengan jelas.

Walaupun video itu dirilis Jumat, namun tidak jelas kapan video itu dibuat, dan juru bicara NATO Kolonel Wayne Shanks mengatakan kepada The New York Times bahwa video itu bukan bukti bahwa Bergdahl masih hidup.

Dia menyatakan video itu kemungkinan merupakan bagian dari cuplikan sebelumnya awal tahun ini.

"Kami tidak menggunakan ini sebagai video bukti bahwa dia masih hidup," Shanks kepada surat kabar itu. "Masih harus ditentukan kapan video ini dibuat, tetapi bisa jadi dibuat beberapa bulan yang lalu. Video ini telah mengalami banyak pengeditan."

Pasukan internasional yang dipimpin NATO membenarkan beberapa jam kemudian bahwa pria yang ada di rekaman itu adalah Bergdahl, tapi mengecam waktu dan kontennya.

"Ini adalah perbuatan mengerikan yang mengeksploitasi seorang prajurit muda, yang secara jelas dipaksa untuk membaca sebuah pernyataan yang telah disiapkan," kata sebuah pernyataan dari Laksamana Muda Gregory Smith, Angkatan Laut Amerika Serikat, yang juga juru bicara pasukan internasional.

"Merilis video ini pada Hari Natal merupakan penghinaan terhadap keluarga yang sangat prihatin dan teman-teman Bowe Bergdahl, memperlihatkan penghinaan terhadap tradisi- tradisi keagamaan dan ajaran Islam."

Letnan Kolonel Tim Marsano dari Idaho National Guard Jumat mengeluarkan pernyataan dari keluarga Bergdahl, yang tinggal di luar Hailey, Idaho. Dalam pernyataan mereka, keluarga mendesak para penculik "untuk membiarkan putra kami satu-satunya untuk pulang."

Dan untuk anak mereka, keluarga berkata, "Kami mencintaimu dan kami percaya kepadamu. Betahanlah."

Marsano bertemu dengan keluarga itu Jumat pagi di rumah mereka. Dia mengatakan kepada AP bahwa keluarga tidak melihat video tetapi telah berbicara dengan sanak keluarga lainnya yang telah melihatnya.

Dalam video itu, Bergdahl ditampilkan duduk, menghadap ke kamera, mengenakan kacamata hitam serta helm dan seragam yang tampak seperti tentara Amerika. Di satu sisi gambar, ia mengatakan: "Seorang tentara Amerika dipenjarakan oleh Mujahidin Emirat Islam Afghanistan."

Ia juga terlihat makan sambil mengenakan pakaian khas dari provinsi Kandahar Afganistan, sebuah wilayah tempat Taliban muncul pada 1990-an.

Dia mengidentifikasi dirinya sebagai Bergdahl, lahir di Sun Valley, Idaho, dan memberikan pangkatnya, tanggal lahir, jenis darah, unitnya dan nama gadis ibunya sebelum memulai serangan verbal yang panjang terhadap tindakan Amerika dalam perang di Afghanistan dan hubungan dengan Muslim.

Dalam video, Bergdahl mengatakan "Kesombongan dan kebodohan kita yang telah membuat kita begitu buta sehingga menolak untuk melihat kesalahan yang kita teruskan berulang-ulang."

"Ini hanya akan menjadi Vietnam berikutnya, kecuali jika rakyat Amerika berdiri dan menghentikan semua omong kosong ini," katanya.

Meskipun tidak jelas di mana Bergdahl ditahan ketika video itu direkam, dia mengatakan dia tidak pernah dilecehkan oleh para penculiknya dan menggambarkan sebuah perbedaan kontras dengan perlakuan negaranya sendiri terhadap tahanan perang.

AP | ERWIN

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya