TEMPO Interaktif, Kabul: Militan Taliban hari Rabu mengatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama harus belajar dari kekalahan Soviet di Afghanistan dan menarik pasukannya dari negara itu untuk memungkinkan warga Afghan menentukan nasib mereka sendiri.
"Kami tidak memiliki masalah dengan Obama," seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada AFP setelah pelantikan presiden AS yang baru itu.
Bagaimana pun, "ia harus belajar dari (mantan Presiden AS George W.) Bush dan sebelumnya, Soviet," ujar Yousuf Ahmadi melalui telepon.
Mujahidin Afghan mengusir pasukan pendudukan Soviet pada tahun 1989 setelah 10 tahun berperang yang menurut Taliban serupa dengan pertempurannya dengan pemerintah Afgan yang didukung AS dan sekutu internasionalnya.
Setelah 2008, Washington berharap mengirim hingga 30 ribu tentara lagi ke Afghanistan, menggeserkan fokusnya dari Irak dalam "perang melawan teror"-nya.
Tetapi Ahmadi mengatakan Amerika harus berhenti membuat anak mudanya menderita di Afghanistan. "Satu-satunya solusi adalah mereka meninggalkan Afghanistan," katanya.
"Kami adalah bangsa yang bebas, seperti semula. Mereka datang ke sini dan mereka ingin menentukan nasib kami untuk kami. Ini tidak mungkin. Kami warga Afghan ingin menentukan nasib kami sendiri."
Pemerintah Presiden Hamid Karzai bergantung pada dukungan militer internasional untuk melawan pemberontakan, yang sebagian didukung Al-Qaidah.
AFP | ERWIN
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya