Majelis Rendah Jepang Memutuskan Memperpanjang Misi Afghan

Reporter

Editor

Selasa, 21 Oktober 2008 14:08 WIB

TEMPO Interaktif, Tokyo: Majelis rendah parlemen Jepang hari Selasa memutuskan untuk memperpanjang misi Angkatan Laut yang kontroversial untuk mendukung operasi pimpinan AS di Afghanistan.

Perdana Menteri Taro Aso telah berjanji untuk membuat Jepang tetap ikut dalam perang melawan teror yang dipimpin AS, dengan mengatakan secara resmi bahwa negara pencinta damai itu harus memainkan peran yang lebih besar dalam menjamin keamanan global.

Pemerintah yang menguasai majelis rendah bersama sebagian besar partai lainnya memilih untuk meneruskan setahun lagi misi penyediaan bahan bakar dan dukungan logistik lainnya untuk pasukan yang dipimpin AS. Misi itu akan berakhir pada Januari.

RUU itu sekarang berada di majelis tinggi yang dikontrol oposisi, yang diperkirakan akan menolaknya. Namun, majelis rendah yang lebih berkuasa dapat menolak keputusan majelis yang lebih tinggi.

Partai oposisi, yang menilai Jepang seharusnya tidak ambil bagian dalam "perang Amerika," tahun lalu memaksa penghentian sementara misi Angkatan Laut dengan menolak untuk melakukan pemungutan suara.

Tetapi oposisi telah setuju untuk meneruskan kali ini dan melakukan pemungutan suara atas RUU-- yang berakibat mengizinkan misi diperpanjang - saat mereka menekan Aso untuk melakukan pemilihan lebih awal.

Yutaka Banno, seorang legislator dari partai oposisi utama, Partai Demokrat Jepang mengatakan Aso sekarang harus melakukan jajak pendapat setelah mencapai sebagian dari agendanya.

"Perdana Menteri Aso harus membubarkan majelis rendah sesegera mungkin dan menanyakan di mana mandat publik berada," kata Banno.

Oposisi mengajukan RUU alternatif di mana Jepang akan menyediakan air minum ke Afghanistan, bukan bahan bakar minyak kepada pasukan koalisi.
Tetapi usulan itu digagalkan oleh partai berkuasa dan partai oposisi lainnya.

Jepang telah menjadi salah satu donor terbesar untuk Afganistan, dengan menjanjikan US$ 1,24 miliar sejak jatuhnya Taliban.

Jajak pendapat yang dirilis Senin oleh harian Mainichi Shimbun menunjukkan bahwa masyarakat telah terbagi dua terkait perpanjangan misi Angkatan Laut itu.

AFP/Erwin

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya